Ekspedisi Uang Lusuh di Pulau Terluar Kepri

Menjaga Keutuhan NKRI Melalui Mata Uang Rupiah

Bank Indonesia bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut menggelar kegiatan Sosialisasi Keaslian uang Rupiah dan penelitian di Wilayah Pulau terluar

zoom-inlihat foto Menjaga Keutuhan NKRI Melalui Mata Uang Rupiah
tribunnewsbatam/ dedy suwadha
Komandan Lantamal Laksamana Pertama Darwanto dan Mayor Asep Budiman, Komandan Kapal KRI Teluk Sibolga serta pejabat BI menyaksikan pemindahan peti uang rupiah yang siap di tukar ke masyarakat pulau terluar di Kepri, Senin (18/7/2011)
Laporan Dedy Suwadha Wartawan Tribunnewsbatam.com

TRIBUNNEWSBATAM.COM, KRI SIBOLGA-Dalam rangka menjaga kedaulatan ekonomi Republik Indonesia, Bank Indonesia bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut menggelar kegiatan Sosialisasi Keaslian uang  Rupiah dan penelitian di Wilayah Pulau terluar di Kabupaten Anambas dan Natuna. Menggunakan KRI Teluk Sibolga, rombongan BI, staf ahli DPR RI dari Komisi XI membawa serta uang tunai sebanyak Rp 3 Miliar dari pecahan terkecil hingga terbesar.

" Uang yang dibawa oleh BI ini akan digunakan untuk melayani pergantian uang lusuh yang diduga banyak dimiliki masyarakat yang tinggal di daerah pulau-pulau terluar. Fakta dari kegiatan ekspedisi yang pertama kami lakukan di Kepulauan Miagas Sulawesi Utara akhir Juni 2011 lalu, ditemukan keberadaan uang rupiah lusuh dan rupiah tidak laku  banyak ditemukan dan masih menjadi alat transaksi. Bahkan, ada juga ditemukan mata uang Peso Filipina. Setelah kita kunjungi seluruh pulau terluar ini, akhirnya uang senilai Rp 2 miliar yang kami bawa tertukar habis di lima pulau yang dikunjungi. Tentu, dengan beredarnya rupiah di pulau terluar ini, selain menjalin silahturahmi juga dilakukan sosialiasi rupiah dan beredarnya rupiah dapat menunjukan kalau negara peduli dengan keberadaan masyarakatnya yang tinggal di pulau perbatasan. Tentu saja, Kegiatan ini juga terlaksana berkat bantuan dan kerjasama TNI AL dengan menggunakan KRI Luku,"ujar Eko Yulianto, Kabiro Kebijakan Peredaran Uang BI, melalui Hasiholan Siahaan, Pusat Analis Biro Pengedaran Uang, Senin (18/7).

Dijelaskan Eko Yulianto, kerjasama Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut dalam rangka layanan kas, sosialisasi keaslian uang rupiah dan penelitian di Wilayah Pulau terluar di Kabupaten Anambas dan Natuna 18 Juli sampai 24 Juli 2011, merupakan program uji coba lanjutan, yang dituangkan dibuat oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, (alm) S Budi Rochadi dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) melalui Asops Kasal Laksamana Muda Slamet Sulistyono.

"Setelah di wilayah pulau terluar di Kepri,  selanjutnya akan dilakukan di wilayah kepulauan di NTT,"ujar Eko singkat.

Atas dasar kerjasama ini, BI dan TNI AL melalui Lantamal IV TNI AL melanjutkan  ekspedisi yang kedua dengan rute perlayaran selama satu minggu dengan lima pulau terluar di wilayah Kepri. Kegiatan ini terdiri hampir 20 orang tim, mulai dari petugas BI, perbankan, TNI AL dan media. Rombongan dilepas langsung oleh Laksamana Pertama (P) Darwanto, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV  Tanjungpinang dan Eko Yulianto dan Suwoko Singoastro pejabat Direktur Bank BNI, di Pelabuhan Batuampar Batam, Senin (18/7) tepat pukul 11.30 WIB.  Acara pelepasan juga diisi dengan penyerahan lima unit generator set ukuran 5.000 KVA dari Bank Indonesia  untuk Pos TNI AL lima pulau terluar di Anambas dan Natuna yang akan disinggahi.

Kepada wartawan,Kolonel (P) Darwanto menjelaskan kondisi uang yang ditemukan dan beredar di masyarakat sudah sangat tidak layak digunakan bertransaksi. Terutama masyarakat pulau yang tidak memiliki akses perbankan. " Laporan dari anggota di sana, banyak uang rupiah yang tidak layak guna. Belum lagi, uang yang rusak atau uang tidak laku edar. Oleh itu, keinginan kerjasama Bank Indonesia dengan pimpinan TNI AL di pusat sangat kami dukung. Bentuk dukungan ini, dalam bentuk kesiapan anggota untuk memfasilitasi transportasi laut dan kru kapal KRI.

"Karena uang yang dibawa dalam jumlah besar, tentu keterlibatan TNI AL dan KRI akan bisa diandalkan ketika membawa uang yang nilai sangat besar dengan berat uang logam yang tidak bisa dibawa menggunakan trasportasi udara. Karena, ini merupakan kerjasama uji coba, diminta seluruh anggota kami di seluruh Kepri memberikan dukungan penuh agar bisa berjalan lancar,"ujar Darwanto, didampingi Kolonel Gig Sipatula, Palaksa Lantamal IV Tanjungpinang.

Penggunakan kapal KRI Teluk Sibolga (536), sebagai saraba mengakut logistik dan rombongan akan mampu  mengarungi perairan lepas di sejumlah pulau terluar di Anambas dan Natuna. Kapal buatan Jerman Timur tahun 1977, merupakan kapal keenam dari kapal perang jenis logistik tempur.

Pemilihan waktu perjalan tim BI juga berkaitan dengan jadwal rutin patroli KRI Teluk Sibolga di Perairan Anambas dan Natuna. Sehingga, sekali jalan, dua tugas bisa langsung terlaksana. Ditambah, Komandan Kapal Mayor Laut Asep Budiman telah berpengalaman melalui rute lima titik yang ditentukan KRI Teluk Sibolga. Ikut mendampingi, Letnan Kolonel Penerbang TNI AL Bambang Winarto dari Lantamal IV Tanjungpinang, serta Mayor Laut Laode dari Mabes TNI AL Jakarta.

Adapun rute perjalan yang dilalui KRI Teluk Sibolga dimulai dari Batam menuju Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas dengan transit di Pangkalan TNI AL di Tanjung Uban Bintan, untuk pengisin bahan bakar. Degan menempuh sekitar 13 jam pelayaran, diperkirakan tim akan sampai di titik pertemuan kegiatan dilakukan Selasa (19/7) pagi perjalan. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan ke Kecamatan Tarempa Kabupaten Anambas, Pulau Laut dan Pulau Sekatung Kabupaten Natuna, Pulau Ranai Kabupaten Natuna dan Pulau Subi Serasan Kabupaten Bintan. Tim  kembali ke Batam dan Minggu malam (25/7).

Sementara itu, dalam keterangan resmi pimpinan BI pusat, diungkap  untuk menjaga kedaulatan  wilayah Republik Indonesia, terutama di daerah pulau terluar, kini tidak saja dilihat dari keberadaan aparat keamanan di daerah tersebut. Jika rasa aman tidak ditunjang dengan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, tentu rasa menjadi warga negara Indonesia lama-lama akan menjadi hilang.

Mewaspadai kondisi ini, maka Bank Indonesia bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut menggelar kegiatan bersama, dalam bentuk memberikan pelayanan kas keliling dengan tujuan utama menarik keberadaan mata uang Rupiah yang telah lusuh, hingga melakukan sosialisasi keaslian uang Rupiah, agar dapat diminimalisir peredaran uang palsu yang beredar di wilayah pulau-pulau terluar di Indonesia.

"Ketersedia Rupiah di perbatasan dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat perbatasan tidak hanya memiliki aspek ekonomi semata, namun juga berdampak pada aspek lain kedaulatan NKRI. Menjaga kedaulatan NKRI tidak dapat optimal dilakukan apabila masyarakat di wilayah kepulauan tidak terperhatikan kesejahteraanya,"ujar Eko menambahkan.

Dengan keikutsertaan wartawan Tribun Batam dalam ekspedisi ini, direncanakan akan tuangkan hasil ekpedisi dalam beberapa tulisan bersambung baik di edisi cetak Tribun Batam maupun di edisi on-line www.tribunnewsbatam.com.(ded/ bersambung)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved