Ekspedisi Uang Lusuh di Pulau Terluar Kepri

Tim Berhasil Kumpulkan Rp 75 Juta Uang Lusuh di Kecamatan Jemaja

Warga Minta BI Desak Pemerintah Daerah Mendirikan Bank

zoom-inlihat foto Tim Berhasil Kumpulkan Rp 75 Juta Uang Lusuh di Kecamatan Jemaja
tribunnewsbatam/ dedy suwadha
Penukaran Uang Lusuh di Pulau Letung Jemaja

Tepat kumandang  azan Magrib bergema di Tanjungubang, KRI Teluk Sibolga  memulai perjalan jauh setelah pengisian bahan bakar selesai hampir  makan waktu tiga jam. Walau terkesan terlambat, namun Komandan Kapal KRI Teluk Sibolga Mayor Asep Budiman menjelaskan perjalan malam hari dilakukan agar sesampai di Pulau Letung Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas tepat pagi hari.

Benar saja, jadwal pelayaran yang ditempuh lebih kurang 13 jam, sesuai prediksi peta tim, kapal KRI Teluk Sibolga tiba di perairan Pulau Letung sekitar pukul 6.15 WIB pagi. Namun, awak tim yang diperbolehkan berada di haluan kapal, telah berlomba-lomba untuk menyaksikan sinar matahari pagi.

"Belum gosok gigi, antri. Mendingan lihat Sunrice dulu. Kapan lagi bisa liat matahari pagi yang tidak pernah saya lihat di Jakarta,"ujar Daniel Fotografer dari Kontan ke Tribun Batam

Menurut Daniel, keikut sertaanya dalam pelayaran ini adalah sejarah pertama dalam hidupnya. Daniel berangkat dengan dua wartawan nasional lainnya.

" Sayang tugas kantor mengijinkan kami hanya sampai di Pulau Tarempa. Setelah itu, kami ke Jakarta dengan rombongan BI yang tidak melanjutkan perjalanan,"papar Daniel yang sibuk mengabadikan momentum terbitnya matahari pagi menjelang perairan Jemaja.

Antri untuk mandipun juga dialami seluruh anggota tim, Selasa (19/7). Di Kapal KRI Teluk Sibolga ini hanya ada satu kamar mandi khusus untuk satu orang, dan juga ada kamar mandi bersama untuk prajurit. Kamar mandi inilah digunakan secara bergantian hampir 20 orang yang ikut dalam ekspedisi. Karena kondisi antri ini, maka sebagian besar memanfaatkan suasana pagi haluan kapal, dan tidak lupa mengabadikan dengan foto bersama. Sejauh mata memandang hanya lautan lepas, dan tiba-tiba dari kejauhan terlihat batu karang. Seorang anggota jaga menjelaskan itu adalah pulau Damar. Pulau yang terdiri batu karang dan tidak ada tumbuhan

Dihari kedua ini juga, pengalaman dan simbol-simbol kemaritiman mulai diperlihatkan. Seperti, anggota tim yang berada di haluan kapal dikagetkan dengan bunyi pluit yang asing bagi telinga masyarakat umum.  Sejurus kemudian, terdengar perintah Pranjangkar berulang tiga kali. Benar saja, anggota KRI Teluk Sibolga berlari ke arah jangkar kapal.

"Oh pertanda kapal mau labuh jangkar. Tapi, kok ngak dekat ke pulau tujuan. Mungkin banyak karang,"ujar seorang anggota tim dari pegawai BI.

Dibawah Komando Mayor Laode M Holib, perwakilan TNI AL dari Armabar Jakarta meminta anggota tim untuk berkumpul dan melakukan apel pagi bersama. Apel pagi menentukan siapa yang akan bertugas membawa uang hingga pengawalan dari TNI AL. Dipastikan juga apalah anggota tim telah sarapan pagi atau belum

Sekitar pukul 08.25 WIB, kepala Pos TNI AL di Jemaja datang menjemput tim menggunakan kapal pompong ukuran sedang. Satu persatu anggota turun dengan pelengkapan pelampung yang terpasang di badan.

Karena kapal penjemput kapal kayu ukuran sedang, maka tim dibagi dua. Tim pertama terdiri kasir dan tim sosialisasi dari BI tiba di dermaga rakyat pulau Letung Jemaja setelah berlayar sektar 30 menit. Dibawah pengawalan  empat anggota TNI AL dari KRI Teluk Sibolga, tim dibagi dua. Satu tim langsung menuju  membuka posko pelayanan kas keliling  di Pos TNI AL di Jemaja. Tim kedua adalah tim sosialisasi, dan ternyata warga yang dikoordinator pihak kecamatan telah berkumpul dan aula kecamatan, langsung diberikan pengarahan dan penjelasan bagaimana membedakan uang palsu dengan uang kertas rupiah asli.

Berbaga alat peraga ditunjukan BI diluar materi tengan 3D, ( Dilihat, Diraba, Diterawang). Setelah  30 menit penjelaskan mengenai keaslian uang rupiah, warga diajak bertanya jawab. Semangat warga meningkat karena siapa yang bertanya dapat souvenir dari BI.

Seorang warga bertanya apakah ada contoh uang palsu. "Pak kami tidak tahu mana contoh uang palsu. Kalau ada contoh bolehlah kami lihat,"ujar warga. Tri Adi Riyanto, dari Direktorat Pengedaran Uang BI mengaku pihaknya tidak membawa contoh uang palsu, karena tidak dibenarkan.

Namun, pertanyaan yang paling banyak dilontarkan warga Jemaja adalah kehadiran pelayanan perbankan, yang tidak ada lagi sejak kantor pos tutup hampir 5 bulan. Warga memintah pemerintah provinsi Kepri dan Kabupaten Anambas mengadirkan  fasilitas dan pelayanan perbankan di daerah mereka.

Kebutuhan pelayanan perbankan dinilai penting, ketika warga usai melaksanakan transaksi jual beli, baik uang hasil tangkapan dan berkebung, kebingungan mau menyimpan dimana uang yang mereka miliki.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved