Penyakit Menahun Anambas, Bahan Pokok Sulit Dicari. Halooo, Dewan Ketahanan Pangan

Sejumlah bahan kebutuhan pokok, mulai telur ayam bahkan cabe dan bawang mendadak sulit didapatkan sejak akhir tahun kemarin.

tribunnews batam/mona
Pasar Sembako, ilustrasi 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS - Memasuki awal tahun 2017, ketersediaan bahan kebutuhan pokok selalu menjadi hal serius.

Sejumlah bahan kebutuhan pokok, mulai telur ayam bahkan cabe dan bawang mendadak sulit didapatkan sejak akhir tahun kemarin.

Kondisi klasik ini pun seakan menjadi 'penyakit' yang belum tertuntaskan sampai sekarang.

"Cabe dan bawang itu lho, Pak. Tiga hari kemarin sempat sulit dicari. Masa iya hampir setiap tahun seperti ini," keluh Iyah satu diantara warga Tarempa Senin (2/1/2017) sore.

Kalaupun ada, harga cabe yang sempat hilang di pasaran ini pun kian pedas menembus Rp 120-150 ribu per kilogramnya.

Ibu dua anak yang membuka usaha warung makan ini pun terpaksa harus mencari cabe ke Desa Air Bini, Kecamatan Siantan Selatan.

"Sempat cari ke sana. Kebetulan ada saudara yang tinggal di sana. Minta tolong untuk carikan cabe dan bawang dari kedai-kedai. Alhamdulillah dapat sekitar tiga ons. Kalau sekarang sudah ada, harganya pun kini seratus ribu Rupiah. Untuk cabe merah besar harganya bahkan mencapai Rp 120 ribu per kilogram," ungkapnya.

Iyah kurang mengetahui penyebab hilangnya sejumlah bahan kebutuhan pokok menjelang akhir tahun ini.

Ia sempat berharap, program tol laut dapat menekan harga barang kebutuhan pokok.

"Saya ini mana paham hal yang seperti itu, Pak. Kata orang-orang, ada kapal tol laur masuk, barang katanya bisa murah karena disubsidi kan ongkos kirimnya. Tetapi, kondisinya bisa dilihat sendirilah Pak. Bingung juga kami ini," ungkapnya.

Riki, warga Tarempa lainnya meminta Pemerintah Daerah untuk mencari regulasi untuk mengatasi persoalan yang terjadi hampir setiap tahunnya ini.

Kelangkaan sejumlah bahan kebutuhan pokok, menurutnya, bisa diatasi dengan menstok barang kebutuhan pokok ketika cuaca laut tengah kondusif.

"Fenomenanya kan hampir setiap tahun seperti itu. Seharusnya bisa diantisipasi. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan barang kebutuhan pokok itu putus," bebernya.

Pembentukan dewan ketahanan pangan pun, kata Riki, menjadi hal penting untuk mengatasi persoalan ini.

"Saya baca di media dewan ketahanan pangan di Anambas sudah terbentuk. Jangan bicara pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dulu deh, kalau harga bahan kebutuhan pokok masih mahal. Seharusnya, ini yang menjadi perhatian pemerintah," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved