Bikin Merinding! Inilah Kisah dan Kepercayaan Mistis Yang Dialami Pasukan TNI Saat Bertugas!

Bikin Merinding! Ini kejadian dan kepercayaan mistis yang dialami prajurit TNI saat bertugas

Fabian Januarius Kuwado
Ilustrasi. Penampakan helikopter TNI AD saat terbang rendah di atas Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (3/11/2016) 

BATAM. TRIBUNNEWS.COM-Dalam perjalanan sejarahnya kepercayaan pada dunia mistik masih banyak mempengaruhi aktivitas kegiatan prajurit TNI baik dalam kondisi perang maupun non perang.

Baca: Edan! Kasus Mobil Goyang Oknum DPRD, Tersangka Ngaku Belum Klimaks Keburu Digerebek

Baca: Fakta Baru Kasus Andi Lala! Istrinya Terlibat dalam Pembunuhan Sadis, Motifnya Mengejutkan

Dalam misi tempur di Timor-Timur (Timor Leste, 1975) para prajurit dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang sedang bertempur melawan mantan bekas pasukan khusus Portugis (Tropas) dilarang mengambil barang milik musuh yang sudah gugur.

Tapi senjata yang ditinggalkan musuh tetap diambil dan diamankan agar tidak jatuh ke tangan musuh lagi.

Ada anggapan, jika nekat mengambil barang-barang milik musuh konon prajurit bersangkutan kemungkinan tertembak juga tinggi.

Sebenarnya prinsip mengambil barang milik musuh yang sudah tak berdaya ini juga terjadi di era Perang Kemerdekaan RI (1948).

Namun karena di zaman itu para pasukan RI masih banyak mengalami kekurangan, barang-barang milik musuh pun, seperti baju, celana, dan sepatu, terpaksa diambil.

Meskipun ketika dipakai oleh para gerilyawan RI malah tampak lucu dan kedodoran.

Di zaman merdeka seperti sekarang ini kepercayaan mistik yang beredar kalangan prajurit TNI tetap ada.

Misalnya setiap pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) baru selalu dilakukan acara memecah kendi berisi air dan bunga tujuh rupa.

Tujuannya agar semua alutsista yang dioperasikan selalu dalam kondisi “aman dan selamat”.

Di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, yang merupakan sarangnya skadron-skadron jet tempur TNI AU, setiap tahun juga diadakan upacara ritual tertentu agar semua operasional lanud Iswahyudi berjalan lancar dan aman.

Menurut Marsda TNI Joko Poerwoko yang pernah menjabat Lanud Iswayudi (2002), Lanud pernah mengalami musibah dua jet tempur jatuh sekaligus karena bersenggolan di udara.

Tak lama kemudian setelah musibah dua jet tempur jatuh itu datang “orang pintar”. Dia memberi tahu jika musibah jatuhnya kedua jet tempur itu dikarenakan Lanud Iswahyudi belum mengadakan ritual slametan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved