Amerika Sukses Uji Coba Sistem Pertahanan Anti-Misil Antar Benua. Antisipasi Serangan Korut?
Wahana pembunuh itu, lanjut militer AS, langsung menghantam langsung roket yang dalam skenarionya diarahkan ke daratan Amerika
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Militer Amerika Serikat, Selasa (30/5/2017) mengatakan, sukses melakukan uji coba sistem pertahanan anti-misil balistik antarbenua (ICBM).
"Sebuah misil yang berbasis di daratan diluncurkan dari pangkalan AU Vandenberg, California, sukses mencegat sebuah ICBM yang ditembakkan dari situs uji coba Reagan di Kepulauan Marshall," demikian pernyataan militer AS.
Jarak dari Kepulauan Marshall tempat roket ICBM tu diluncurkan ke California adalah lebih dari 6.750 kilometer.
Dalam uji coba itu sebuah roket dari sistem pertahanan darat jarak menengah (GMD) meluncur ke angkasa lalu melepaskan "wahana pembunuh exo-atmosfer".

Baca: Korea Utara: Ujicoba Roket Kami Berhasil, Tepat Mengenai Sasaran di Laut Jepang
Baca: Korea Utara Ujicoba Rudal Lagi. Kali Ini Dipimpin Langsung Kim Jong-un
Wahana pembunuh itu, lanjut militer AS, langsung menghantam langsung roket yang dalam skenarionya diarahkan ke daratan Amerika.
"Sistem pertahanan ini sangat penting untuk mempertahankan tanah air kita, dan uji coba ini menunjukkan kita memiliki kemampuan mencegah ancaman nyata," kata Laksamana Madya Jim Syring, Direktur Badan Pertahanan Misil AS.
Uji coba ini menandai sebuah langkah penting dalam sistem GMD yang dalam sejumlah uji coba sebelumnya memiliki hasil yang berubah-ubah.
Meski sistem ini sukses dalam uji coba terakhirnya pada 2014, tetapi keberhasilan itu diraih setelah tiga kegagalan dalam tiga uji coba pencegatan sebelumnya.
Padahal di tiga uji coba itu yang menjadi sasaran adalah misil non-ICBM yang berkecepatan rendah.
"Mencegat misil adalah sebuah pekerjaan rumit, sehingga keberhasilan ini menjadi sebuah tolok ukur bagi sistem pertahanan ini," tambah Syring.
Suksesnya uji coba ini menjadi titik balik bagi upaya militer AS menciptakan sebuah sistem pertahanan yang berbasis di darat untuk mencegah serangan ICBM.
Uji coba ini digelar hanya sehari setelah Korea Utara menggelar tes misil terbarunya pada Senin (30/5/2017).
Meski demikian, Kementerian Pertahanan AS mengatakan, uji coba ini dilakukan bukan khusus untuk merespon langkah Pyongyang.