GoJek Bakal Melantai di BEI, Anda Perlu Perhatikan Hal Ini Sebelum Putuskan Beli Sahamnya
Perusahaan rintisan Indonesia yang kini sudah menyandang status "unicorn", Go-Jek, akan melantai di BEI.
TRIBUNBATAM.ID, JAKARTA - Perusahaan rintisan Indonesia yang kini sudah menyandang status "unicorn", Go-Jek, menyatakan minatnya untuk menjual sejumlah sahamnya kepada publik.
Skemanya tentu saja melalui penawaran umum perdana atau initial public offering ( IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) .
Hal ini diutarakan langsung oleh pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.
Lalu, bagaimana apabila rencana tersebut terwujud? Menarikkah sahamnya untuk dibeli?
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai, untuk tahap awal, belum bisa dipastikan prospek saham Go-Jek, apakah akan menarik untuk dibeli atau tidak.
Ini tergantung pada kemampuan Go-Jek sendiri dalam mengembangkan bisnisnya.
Baca: Heboh! Ojek Online Ini Ternyata Pernah Kerja di Luar Negeri! Alasannya Jadi Pengojek Mengharukan!
"Tergantung dari laporan keuangan yang akan disampaikan dan pengembangan bisnis Go-Jek ke depannya," kata Reza ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (8/12/2017).
Belajar dari pengalaman, sejumlah perusahaan rintisan global lainnya yang memutuskan untuk IPO, kemudian seiring berjalannya waktu, hasilnya malah tidak sesuai keinginan dan sahamnya menjadi kurang menarik.
Terkait hal tersebut, Reza mengatakan hal tersebut lebih kepada mekanisme pasar.
Sejatinya perusahaan rintisan adalah perusahaan tahap awal dan kinerjanya masih harus diuji.
"Beda dengan perusahaan yang sudah mature, di mana kinerjanya lebih mudah terukur," ujar Reza.
Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar apabila harga saham perusahaan rintisan kemudian turun.
Pasalnya, kinerjanya belum sepenuhnya stabil.
Kalau melihat industri digital yang kini tengah berkembang pesat, maka perusahaan rintisan bisa saja memanfaatkan momentum ini untuk melantai di bursa.