MENURUT ANDA Mana Lebih Bahagia Orang Gendut atau Langsing? Hasil Riset Ini Beri Jawaban Mengejutkan
Pakar nutrisi dari Royal College of Psychiatrists, menjelaskan bagaimana pola makan seseorang dapat berpengaruh pada keadaan mental mereka.
TRIBUNBATAM.ID- Musim liburan ini memang saat yang tepat berkumpul dengan keluarga.
Acara berkumpul, biasanya selalu dipenuhi dengan hidangan lezat yang pasti akan membuat kamu lupa soal diet.
Namun, tidak perlu sampai depresi jika berat badanmu bertambah usai liburan ini.
Sebuah riset telah membuktikan bahwa mereka yang kelebihan berat badan cenderung lebih bahagia.
Lemak berlebihan di tubuh memang selalu dikaitkan dengan sejumlah risiko kesehatan, termasuk kondisi jantung, diabetes, dan risiko stroke.
Namun, riset terbaru ini menemukan bukti bahwa orang-orang dengan berat badan lebih ternyata dapat menjalani kehidupan yang lebih bahagia.
Penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Epidemiology ini dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Bristol di bawah pimpinan Louise Millard dan George Davey Smith.
Kelompok tersebut bermaksud untuk menganalisis bagaimana mereka dapat menggunakan PHESANT (PHEnome Scan ANalysis Tool) untuk melakukan pemindaian fenom otomatis di Biobank Inggris.
Baca: BANGGANYA Punya Paspor Indonesia karena Masuk 10 Terindah di Dunia. Inilah Keunikannya
Baca: Satu-Satunya Beruang Kutub Singapura Ulang Tahun, Inilah Sajian Istimewa Untuknya
UK Biobank adalah database yang berisi data genetik dari 500.000 pria dan wanita di Inggris dari usia 37 sampai 73 tahun.
Selama penelitian, para peneliti menemukan hubungan antara indeks massa tubuh seseorang dan kesehatan.
Riset menemukan fakta bahwa orang dengan indeks massa tubuh (body mass index atau BMI) yang tinggi memang berisiko untuk terserang tekanan darah tinggi, diabetes, dan mengalami masa puber di usia yang lebih muda.
Namun, hal yang mengejutkan para peneliti, mereka juga menemukan bahwa orang dengan indeks massa tubuh tinggi atau kelebihan berat badan umumnya memiliki pikiran yang lebih tenang.
"Kami juga mendeteksi asosiasi penyebab yang belum diketahui," ucap para peneliti.