KISAH PILU Tripena: Lahirkan Sendiri di Gubuknya, Kini Justru Kehilangan Sang Buah Hati

Nasib pilu mendera Tripena, seorang tuna rungu yang melahirkan bayinya sendiri tanpa bantuan medis di gubuknya.

istimewa
Bayi Tripeda dan Yohanes yang meninggal dunia 

TRIBUNBATAM.ID, KARIMUN - Nasib pilu mendera Trifana, seorang tuna rungu yang melahirkan bayinya sendiri tanpa bantuan medis di gubuknya.

Setelah dilahirkan, sang bayi yang ternyata juga menderita tuna rungu, kemudian dibawa ke rumah sakit.

Namun, belum 24 jam dirawat di RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun, bayi penderita tuna rungu dari keluarga tidak mampu meninggal dunia.

Dia adalah warga Kampung Rawajadi, RT 02/ RW 06, Kelurahan Moro, Kecamatan Moro, Karimun.

Berdasarkan penjelasan pihak rumah sakit, bayi laki-laki berusia enam hari dari pasangan Yohanes dan Tripena (sebelumnya Teripah) tersebut meninggal dunia pada Kamis (1/2/2018) sekira pukul 08.20 WIB.

Direktur RSUD Muhammad Sani, Zulhadi yang dikonfirmasi tribun mengatakan penyebab kematian bayi Yohanes dikarenakan kondisi kesehatannya yang terus menurun.

"Tidak sampai 24 jam kita tangani. Penyebabnya ketika bayi itu masuk sudah dalam keadaan infeksi yang berat. Keadaan umumnya juga menurut dokter spesialis yang menanganinya terus menurun," jelas Zulhadi.

Sebelumnya bayi Yohanes dirujuk pihak Puskesmas Moro dan tiba di RSUD pada Rabu (31/1/2018) siang sekira pukul 11.30 WIB.

Ia langsung dirawat di ruang bayi berisiko tinggi dan ditangani dokter spesialis anak.

"Bayi itu waktu datang langsung ditempatkan di ruang berisiko tinggi dan ditangani dokter spesialis anak," jelas Zulhadi.

Pada Kamis sekitar pukul 10.00 WIB, bayi tersebut masih berada di RSUD Muhammad Sani menunggu proses pulangan.

Diberitakan sebelumnya, seluruh anggota keluarga Yohanes merupakan tuna rungu.

Yohanes hidup di sebuah gubuk kecil berukuran 2x2 meter di lahan negara yang digarap oleh masyarakat.

Rumahnya memang berada jauh dari perumahan warga lain.

Doketahui Tripena, istri Yohanes, melahirkan anak ketiganya sendiri tanpa bantuan petugas medis.

"Istri Bapak Yohanes melahirkan sendiri di luar gubuknya. Baru setelah lahir ada bidan yang datang dan langsung menggunting tali pusarnya. Memang menuju ke kediaman Bapak Yohanes jalurnya sangat sulit. Harus lewat hutan dan jalannya susah," ujar seorang sumber Tribun Batam di Moro. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved