RUPIAH Terus Melemah dan Dikhawatirkan Sentuh Rp 14.000 karena 2 Faktor Utama Ini
Valuasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh level terendah sejak Januari 2016.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Valuasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh level terendah sejak Januari 2016.
Mata uang Garuda semakin tertekan di tengah menguatnya indeks dolar AS. Analis memperkirakan pelemahan ini masih akan berlanjut ke level Rp 14.000 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (1/3/2018), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,08 persen ke level Rp 13.762 per dollar AS pukul 14.00 WIB.
Sedangkan mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI), pelemahan rupiah jauh lebih dalam sekitar 0,63 persen ke level Rp 13.793 per dolar AS.
Baca: Kata Pengamat, Pelemahan Rupiah Hari Ini Hanya Sementara karena Sentimen AS
Baca: Rupiah Terus Melemah pasca Suku Bunga AS Naik, Hari Ini Tembus Rp 13.700 per Dolar AS
“Sentimennya masih dari luar dan dalam negeri,” ujar Lukman Leong, analis PT Valbury Asia Futures, Kamis.
Menurutnya, rupiah masih mendapatkan tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Apalagi pada Selasa (27/2) Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan testimoni yang bernada hawkish.
Ia mengindikasikan kenaikan suku bunga berpeluang lebih dari tiga kali. Sejak itu, indeks dollar AS telah kembali merangkak naik.
Sementara dari dalam negeri, rupiah dinilai tertekan oleh rilis data inflasi bulan Februari yang lebih rendah dari perkiraan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Februari 2018 sebesar 0,17 persen secara bulanan dan 3,18 persen secara tahunan (yoy).
Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,62% secara bulanan dan 3,25 persen yoy.
“Secara teknikal kalau sudah di atas Rp 13.700 per dollar AS akan menuju Rp 14.000 per dollar AS,” terangnya.
Kata Lukman, tekanan rupiah cukup berat hingga pekan depan. AS akan merilis data tenaga kerja dan The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) untuk membahas kenaikan suku bunga pertama di tahun ini.