Timnas Indonesia

Singapura vs Indonesia - Fandi Ahmad: Tim Garuda Superior. Kami Kini Tertinggal dalam Banyak Hal

Kami pernah memiliki tim yang sepadan dengan Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Jepang, tetapi kini kami tertinggal dalam banyak hal

FA Singapore
Pertandingan Timnas U-23 Singapura menjamu Timnas Indonesia 

TRIBUNBATAM.ID, SINGAPURA -  Pertandingan internasional pertama Fandi Ahmad sebagai pelatih Singapore U-23 berakhir dengan kekalahan ketika menjamu Timnas Indonesia di Stadion Nasional Singapura, Rabu (21/3/2018) malam.

Tim berjuluk Gutsy ini menelan kekalahan 0-3 atas Garuda Asia.

Pertandingan persahabatan ini merupakan bagian dari perayaan peringatan RISING50, yakni memperingati 50 tahun hubungan bilateral yang hangat kedua negara .

Pada konferensi pers pasca-pertandingan, Fandi mengakui superioritas Timnas Indonesia dan mengucapkan selamat atas kemenangan tersebut.

"Mereka adalah tim yang lebih baik, penuh dengan pemain teknis, memiliki kecepatan dan kekuatan," kata Fandi seperti dilansir TribunBatam,id dari situs resmi FA Singapore.

"Saya pikir mereka berada pada tingkat yang berbeda dari kita."

"Tentu saja, kami sangat kecewa dengan hasilnya karena kami ingin pertunjukan yang lebih baik. Ini bukan permainan terbaik yang pernah kami mainkan," katanya.

Legenda sepak bola Singapura ini memiliki 26 pemain dengan 13 pemain baru untuk skuad yang baru dibentuknya.

Baca: Timnas U-23 Singapura vs Indonesia - KELAS! Tendangan Jarak Jauh Febri Hariyadi Koyak Gawang

Baca: Indonesia vs Singapura - Garuda Tambah Dua Gol Lagi

Baca: Singapura vs Indonesia - Febri Hariyadi Top Markotop, Tapi Debut Pemain Ini Juga Sukses

Menurut Fandi, seluruh materi pemain yang disiapkannya sebenarnya cukup kuat, tetapi dikatakannya, mereka tertinggal secara teknis serta kurang banyak pengalaman bertanding.

"Kami sebelumnya pernah memiliki tim yang cukup sepadan seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Jepang, tetapi  kini kami tertinggal dalam banyak hal. Mulai dari hal teknis (kemampuan individu), kecepatan serta kekuatan tim," kata pelatih yang memulai karir profesionalnya di Niac Mitra di Indonesia  tahun 1980-an.

"Saya tidak bisa menyalahkan anak laki-laki karena kebanyakan mereka adalah siswa. Di semua bidang, pertama dan terutama, kita harus sepenuhnya profesional. Mereka harus bisa delapan sampai sembilan sesi latihan dalam seminggu dan itu sulit," katanya.

Meskipun demikian, legenda Singapura ini senang karena timnya bermain dengan komitmen penuh dan ia yakin anak asuhnya akan menjadi lebih baik di masa depan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved