Perang Dagang As dan Cina
Memorandum 'Tarif Anti-Cina' Diteken Trump, Perang Dagang Dimulai. Begini Balasan Negeri Panda
Donald Trump telah menandatangani memorandum presiden yang membidik produk Cina yang dianggap melanggar hak kekayaan intelektual AS.
TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump maju selangkah untuk menerapkan kebijakan tarif anti-Cina.
Kemarin, Kamis (22/3/2018), Trump telah menandatangani memorandum presiden yang membidik produk Cina yang dianggap melanggar hak kekayaan intelektual AS.
Nilai produk impor dari Cina yang bisa terimbas dari kebijakan ini mencapai 60 miliar dolar AS.
Tapi, penerapan tarif ini akan berlaku setelah masa konsultasi 60 hari.
Pelobi dan DPR AS memiliki waktu untuk merespons daftar target produk dari sekitar 1.300 perusahaan, yang mayoritas bergerak di sektor teknologi.
Baca: TERUNGKAP Inilah Alasan AS Tabu Genderang Perang Dagang dengan Cina
Baca: Perang Dagang AS atas China- Saham AS Rontok. Reaksi China: Jika Main Kasar, Kami Akan Balas!
Baca: Donald Trump tak Sudi Singapura Akuisisi Perusahaan Chip AS, Ada Alasan Keamanan di Baliknya
"Saya melihat mereka sebagai teman. Kita sudah berbicara dengan Cina dan di kini di tengah negosiasi," kata Trump dalam pengumumannya.
Untuk memperkuat kebijakan ini, Trump juga meminta Departemen Keuangan AS untuk mengembangkan pembatasan investasi bagi perusahaan maupun lembaga keuangan Cina yang ingin mengakuisisi perusahaan AS yang sensitif dengan teknologi.
Begitu juga Trump ingin Beijing di masa konsultasi ini, merespons rencana ini.
Balasan Cina
Beijing sebelumnya mengancam akan memberlakukan pembatasan impor produk AS mulai dari pesawat hingga kedelai.
Trump yang juga awal bulan ini berencana menaikkan tarif terhadap produk impor baja dan alumunium, meminta Cina mengambil tindakan untuk meringankan defisit perdagangan AS-Cina yang mencapai 375 miliar dolar AS.
Sebagai tambahan untuk memperkuat proteksi, Trump juga mengirim memo pada perwakilan dagang AS (US Trade Representative) Robert Lighthizer untuk membawa persoalan program lisensi teknologi China ke World Trade Organization (WTO). Langkah ini berdasarkan investigasi USTR delapan bulan bahwa ada pelanggaran atau penyalahgunaan teknologi AS oleh Cina.