Pemimpin Korut Bertemu Presiden Cina, Ini Ketegasan Kim Jong-un Soal Denuklirisasi

Kunjungan Pemimpin Korut Kim Jong Un ke Cina memenuhi undangan Presiden Xi Jinping tidak sekadar untuk mempertahankan hubungan kedua negara.

CCTV/AFP
Gambar ini diambil dari rekaman video yang dirilis oleh China Central Television (CCTV) pada Rabu (28/3/2018) menunjukkan Presiden China Xi Jinping (kanan) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan selama pertemuan mereka di Beijing pada Selasa (27/3/2018). 

TRIBUNBATAM.id, BEIJING - Kunjungan Pemimpin Korea Utara ( Korut) Kim Jong Un ke Cina memenuhi undangan Presiden Xi Jinping tidak sekadar bentuk usaha untuk mempertahankan hubungan kedua negara.

Dilansir Yonhap Rabu (28/3/2018), kunjungan Kim juga terjadi di tengah rencana besar perundingan tingkat tinggi dengan Korea Selatan ( Korsel), dan Amerika Serikat ( AS).

Kim dijadwalkan bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae In pada akhir April, sebelum melakukan perundingan dengan Presiden AS Donald Trump di Mei mendatang.

Pertemuan Kim dan Xi mempunyai dua implikasi strategis.

Bagi Korut, mereka bisa mengamankan pengaruh diplomatik jelang pertemuan dengan Seoul dan Washington.

Adapun bagi Negeri "Panda", mereka bisa mengambil posisi sebagai mediator untuk menyelesaikan isu program nuklir Korut.

Baca: Rencana Pertemuan Trump & Kim Jong-un Kagetkan Dunia. Ini Sederet Fakta Keduanya Saling Caci-Maki

Baca: Sikap Sang Diktator Korut Kim Jong-un Terus Melunak, Banyak Spekulasi Negaranya Kian Miskin

Dikutip dari Xinhua, Kim memberi tahu Xi kalau situasi di Semenanjung Korea mulai menunjukkan perkembangan positif pasca-dirinya memberi proposal perdamaian.

"Komitmen saya tidak berubah. Saya akan tetap melakukan denuklirisasi," kata Kim kepada Xi.

Pemimpin Korut yang dipercaya berusia 36 tahun itu mengatakan, denuklirisasi merupakan wasiat dari mendiang ayah dan kakeknya, Kim Jong Il serta Kim Il Sung.

Namun, Kim mengatakan bahwa komitmen denuklirisasi yang didengungkannya kini tinggal menunggu sikap dari Korsel dan AS.

Dia mengatakan, proses denuklirisasi di Semenanjung Korea baru bisa terjadi jika Korsel dan AS juga menunjukkan sikap bersahabat.

"Antara lain dengan mengambil langkah progresif dan sinkron untuk menciptakan atmosfer perdamaian," tutur Kim tanpa memerinci apa yang dimaksud dengan "progresif dan sinkron" tersebut.

Adapun kantor berita KCNA melaporkan, Kim balik mengundang Xi untuk mengunjungi Pyongyang jika mempunyai waktu luang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved