Waduh! Hasil Penelitian Sebut Milkshake Bisa Picu Serangan Jantung. Ini Penjelasannya.
Milkshake diketahui sebagai salah satu ragam makanan dan minuman yang kaya dengan lemak, cenderung berlebih
TRIBUNBATAM.ID - Berita kematian akibat serangan jantung mendadak kerap menghiasi media massa kita. Namun, siapa sangka milkshake bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Ya, minuman susu kocok yang mudah sekali ditemui itu menyimpan bahaya tersendiri bagi jantung Anda. Tentu ini memunculkan pertanyaan, bagaimana bisa milkshake berbahaya bagi tubuh?
Rupanya, meski seseorang yang sebelumnya diketahui tidak punya riwayat penyakit jantung, tapi ketika mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak sangat tinggi sangat mungkin terjadi serangan jantung mendadak.
Baca: Usai Dioperasi, Nyak Sandang Ingin Baca Alquran dan Salat ke Masjid Tanpa Dituntun
Baca: Puluhan Tahun Tinggal di Kuburan, Mbah Jono Pernah Alami Kejadian Membekas Ini. Teplok Sumbernya!
Baca: Ingin Liburan Hemat? Coba Tiru 7 Tips dan Trik Berhemat Ala Traveler Profesional Ini
Bahkan, seketika itu (saat mengonsumsi makanan berlemak tinggi) pula, orang bisa meregang nyawa.
Mulanya, dugaan itu diperoleh lewat penelitian tentang milkshake yang dirilis dalam Jurnal Laboratory Investigastion pada Jumat (23/3/2018).
Milkshake diketahui sebagai salah satu ragam makanan dan minuman yang kaya dengan lemak, cenderung berlebih.
Para peneliti menemukan adanya perubahan pembuluh darah dan bentuk sel darah merah sesaat setelah meminum milkshake. Ini tidak terlepas dari pengaruh lemak yang sangat tinggi dalam minuman tersebut
Untuk diketahui, milkshake adalah minum kental yang terbuat dari susu, krim, dan es krim yang dikocok menjadi satu.
Baca: Terungkap! Inilah Rahasia Mulut dan Lidah Terasa Gatal saat Makan Nanas! Mengejutkan Sumbernya!
Baca: Biar Tak Sering ke Bengkel! Inilah 7 Trik Mengejutkan Perawatan Mobil Matic biar Awet dan Greng!
Kandungan lemak di dalam segelas milkshake sekitar 80 gram, sedangkan kalorinya mencapai sekitar 1.000 kalori.
Untuk mendapat temuan tersebut, para peneliti merekrut 10 orang pria sehat.