Berita Batam
Lestarikan Budaya Melayu. Acara Bimtek Ini Dibuka dengan Permainan Tradisional Kolecer
Budaya leluhur tidak boleh dibiarkan, karena itu, Budaya Melayu di Kepri yang berbatasan dengan dua negara tetangga tetap harus dijaga
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Budaya leluhur tidak boleh dibiarkan, karena itu, Budaya Melayu di Kepri yang berbatasan dengan dua negara tetangga tetap harus dijaga dan dilestarikan.
Hal itu disampaikan Kepala Subdit Diplomasi Dalam Negeri Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI Yayuk Sri Budi Rahayu, Batam, Kamis (3/5/2018) .
Berbicara di hadapan peserta Bimbingan Teknis Penguatan Nilai Budaya, Ketahanan Budaya dalam Rangka Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa di Daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan), Yayuk mengatakan, kebudayaan tidak boleh hilang begitu saja.
Baca: Kerja Bidang Otomotif, TI dan Telekomunikasi, Berapa Gaji yang Harusnya Diterima? Lihat Daftarnya!
Baca: USBN Tingkat SD Hari Pertama. 189 Siswa SD 001 Batuaji Hadir Semuanya
Baca: Rizal Ramli Sebut Sri Mulyani tak Nyali Debat Soal Utang Indonesia.Akan Tampak Siapa Manipulatif
"Budaya leluhur kita patut dilestarikan. Tidak bisa dibiarkan begitu saja," katanya.
Yayuk, mengatakan, masyarakat Indonesia kini dihadapkan dengan era teknologi digital, meski berperan memberikan wawasan luas, namun harus pandai memanfaatkannya.
"Sebagai masyarakat yang santun budayanya, kita harus arif memilah, memilih dalam mengikuti perkembangam zaman ini. Kita sedang dihadapkan dengan cobaan banyaknya informasi hoaks. Hal terpenting, jaga budaya santun dan budaya menjunjung tinggi kebhinnekaan,'' jelasnya.
Hal senada disampaikan Wali Kota Batam HM Rudi dalam amanah tertulisnya yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan Sujairi.
Ia mengatakan, kebudayaan, khususnya Melayu di Kota Batam patut lah dilestarikan.
"Bagaimana pun, kebudayaan ini tidak boleh tertinggal begitu saja. Kami berharap, budaya Melayu dan budaya masyarakat lainnya di Batam harus saling mengisi. Demi Batam, Kepri, dan Indonesia yang damai dan sejahtera," katanya.
Pembukaan acara ini dilakukan dengan cara berbeda dari biasanya.
Asisten I Bidang Pemerintahan Sujairi yang mewakili wali kota Batam tidak membuka acara dengan memukul gong, melainkan dengan memainkan permainan khas budaya asli Indonesia yakni Kolecer atau Ketiran.
Bunyi nyaring Kolecer menjadi penanda sah dimulainya acara yang akan berlangsung hingga 6 Mei 2018 ini.
Acara tersebut juga dihadiri Kabid Budaya Disparbud Kota Batam Buhamad Zein, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Makmur Ismail, Plt Kadis Pendidikan Hendri Arulan, dan sejumlah budayawan dan sastrawan asal Batam. (leo)