Magelang Heboh! Saat 'Jenazahnya' Hendak Dishalatkan, Suharto Datang dengan Kondisi Selamat
Peristiwa menggegerkan terjadi di Magelang, Jawa Tengah, saat Suharto (68) pulang ketika jenazah yang dikira dirinya hendak disalatkan
TRIBUNBATAM.id, MAGELANG - Peristiwa yang menggegerkan terjadi di Magelang, Jawa Tengah, saat Suharto (68) pulang ketika jenazah yang dikira dirinya hendak disalatkan, Kamis (3/5/2018) malam.
Keluarga dan para pelayat pun seketika terkaget-kaget, dan suasana yang semula diselimuti duka berubah menjadi bahagia.
Dikutip TribunJogja.com, Jumat (4/4/2018), Suharto menceritakan kronologi kejadian tak biasa itu.
Awalnya Suharto pamit mancing dengan rekannya, Pangat dan Edi, ke Wadaslintang, Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (1/5/2018).
Pangat kemudian kaget tiba-tiba ditelepon anaknya dan dikabari bahwa Suharto meninggal, padahal Suharto sendiri sedang bersamanya.
"Saya memancing bersama rekan-rekan ke Wadaslintang, berangkat hari selasa dan pulang hari Kamis. Saat di perjalanan pulang, Pak Pangat yang jadi supir saat itu ditelepon anaknya, kalau saya meninggal karena kecelakaan. Pangat pun kaget, lebih-lebih saya. Lha wong saya masih hidup," ujar Suharto, Jumat (4/5/2018).
Warga Kempulan, Senden, Mungkid, Magelang itu dikabarkan meninggal dalam kecelakaan maut di Mertoyudan, Kamis (3/5/2018).
Informasi tersebut sudah tersebar luas, dan ternyata identitas korban salah.
Setelah menonton video kecelakaan, Suharto baru tahu korban sebenarnya adalah sahabatnya sesama pensiunan BRI, Albertus Joko Susetyo (70).
"Saya baca berita kok ada kecelakaan korban pakai kendaraan (sepeda motor Honda) Beat, dan namanya Suharto, alamatnya juga saya. Ternyata setelah saya lihat di video kecelakaan itu, ternyata Pak Joko, teman saya sendiri. Saat itu saya sadar kalau itu salah informasi," ujar Suharto.
Kesalahan identifikasi korban terjadi lantaran dalam pada tas jinjing korban terdapat KTP milik Suharto.
Menurut keterangan Kasatlantas Polres Magelang AKP Waspada melalui Kanit Laka Lantas Polres Magelang Iptu Bima, kesalahpahaman juga berasal dari pihak keluarga Suharto yang bekerja di RSUD Tidar.
"Sebenarnya kesalahan bukan dari kami pihak kepolisian namun pada saat korban sudah di bawa kerumah sakit, saudara atau tetangga korban ada yang bekerja di RSUD Tidar dan mengiyakan bahwa itu bapak Suharto. Lalu mengabari ke rumah," ujar Bima.
Saudaranya itu menghubungi keluarga di rumah Suharto.
Lalu keponakan Suharto datang ke rumah sakit untuk melihat jenazah korban, yang terluka parah hingga sulit dikenali, dan membenarkan itu Suharto.