Mutiara Air Tawar Terbesar di Dunia yang Pernah Dibawa ke Jakarta, Dilelang Rp5,1 M di Belanda

Sebuah rumah lelang di Belanda berhasil menjual sebuah mutiara air tawar dengan harga tinggi lebih dari Rp 5,1 miliar.

AFP
Mutiara air tawar yang diklaim terbesar di dunia dengan berat 120 gram dan diameter tujuh sentimeter terjual dengan harga Rp 5,1 miliar. 

TRIBUNBATAM.id, DEN HAAG - Sebuah rumah lelang di Belanda berhasil menjual sebuah mutiara air tawar dengan harga tinggi yakni 320.000 euro atau lebih dari Rp 5,1 miliar.

Mutiara tersebut bernilai tinggi karena diklaim sebagai terbesar di dunia.

Dilansir AFP, Kamis (31/5/2018), mutiara yang juga dikenal dengan nama Mutiara Singa Tidur, karena bentuknya yang unik, tersebut diperkirakan terbentuk pada abad ke-18 di perairan Cina.

Bahkan banyak yang kemudian mengaitkannya dengan Sungai Zhujiang yang berarti Sungai Mutiara di Cina selatan sebagai tempat terbentuknya mutiara tersebut.

Para juru lelang mengatakan, mutiara tersebut memiliki berat sekitar 120 gram dengan ukuran diameter hampir tujuh sentimeter.

Mutiara Singa Tidur ini dianggap sebagai salah satu dari tiga mutiara terbesar yang pernah ditemukan di dunia.

Mutiara itu ditawarkan dalam pelelangan yang digelar rumah lelang Venduehuis, di Den Haag, Belanda.

Mutiara air tawar yang diklaim terbesar di dunia dengan berat 120 gram dan diameter tujuh sentimeter terjual dengan harga Rp 5,1 miliar.
Mutiara air tawar yang diklaim terbesar di dunia dengan berat 120 gram dan diameter tujuh sentimeter terjual dengan harga Rp 5,1 miliar. (AFP)

Lelang mutiara tersebut dimenangkan seorang pedagang asal Jepang, yang tak diungkapkan namanya, dengan harga 320.000 euro.

Namun ditafsir nilai mutiara tersebut dapat mencapai 340.000 hingga 540.000 euro (sekitar Rp 8,7 miliar).

Pernah Dibawa ke Jakarta

Dipaparkan dalam situs rumah lelang, mutiara Singa Tidur pernah dibawa ke Batavia atau Jakarta pada 1765.

Mutiara itu dibawa oleh pedagang Belanda dari perusahaan Hindia Timur.

Di Batavia, mutiara itu dibeli oleh seorang akuntan bernama Hendrik Coenraad Sander.

"Setelah Sander meninggal dunia, mutiara tersebut dilelang di Amsterdam pada 1778 dan menjadi milik dari Ratu Rusia, Catherine Yang Agung," tulis rumah lelang Venduehuis.

Selama dimiliki Catherine, mutiara itu dipamerkan di St Petersburg hingga tahun 1796.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved