DONALD TRUMP & KIM JONG UN DI SINGAPURA
Tiba di Singapura, Anggota Delegasi Korea Utara Langsung Borong Makanan McDonalds dan Oleh-oleh
Hampir 99 persen dari anggota yang dibawa tidak pernah ke luar negeri, apalagi ke Singapura, sebagai salah satu kota metropolis dunia.
TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Pertemuan penting Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menarik perhatian dunia.
Saking pentingnya, sekitar 2.500 wartawan dari seluruh dunia meliput KTT pertama antara AS dan Korea Utara.
Pergatian media tidak hanya pada topik perdamaian dan denuklirisasi yang diusung kedua negara.
Media juga memberi perhatian Kim Jong-un juga memboyong rombongan besar, mencapai 100 orang dari Pyongyang ke Singapura.
Baca: Pertemuan Trump-Kim: Pimpinan Girlband Cantik Korea Utara Hyon Song Wol Juga Dibawa
Baca: Kemewahan Kamar President Suite Kim Jong-un di Singapura yang Bertarif Rp97 Juta per Malam
Baca: Belum Bertemu Kim, Donald Trump Sudah Dapat Surat Undangan ke Korut Juli Nanti
Hampir 99 persen dari anggota yang dibawa tidak pernah ke luar negeri, apalagi ke Singapura, sebagai salah satu kota metropolis dunia.
Kim sendiri begitu tiba di Bandara Internasional Changi mengatakan, ia sudah lama berencana ke Singapura, dengan atau tanpa KTT.
Begitu berada di Singapura, rombongan Kim langsung menikmati apa yang belum pernah mereka temui di negara mereka selama ini.
Reuters melaporkan, sejak Minggu malam hingga Senin (11/6/2018) siang, sejumlah anggota delegasi terlihat mulai sibuk berbelanja.
Delegasi Korea Utara menginap di hotel bintang lima St Regis yang memang sangat mewah bagi anggota rombongan tersebut.
Rombongan tinggal di tiga lantai teratas hotel tersebut.
Petugas keamanan hotel membatasi kontak fisik delegasi dengan tamu hotel lainnya, termasuk melarang pengambilan foto.
Biaya sarapan prasmanan di hotel tersebut US$ 47 atau sekitar Rp 650 ribu per orang, atau hampir sama dengan penghasilan kebanyakan orang Korea Utara dalam sebulan.
Staf media Korea Utara terlihat mengambil foto dimsum China, kue kering dan telur goreng serta foto-foto saat mereka makan di ruang makan yang besar.
Sajian semacam ini tidak pernah terdengar bagi sebagian besar warga Korea Utara, bahkan bagi pejabat pemerintah mereka.
Ideologi pemerintahan "Juche" Korea Utara, yang mengutamakan swasembada dan kemandirian, telah membawa stagnasi ekonomi, kemiskinan yang meluas, dan terkadang, kelaparan.