Pemko Batam Akan Buka Sentra Pertanian di Pulau Subang Mas. Ini Tujuannya
Menghadapi kondisi ini, Pemko Batam sedang menggesa kawasan sentra pertanian di daerah hinterland seperti Pulau Subang Mas
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hingga saat ini kota Batam tidak memiliki lahan khusus untuk sentra pertanian.
Sehingga, Batam sangat bergantung pada pasokan sembako dari daerah lain.
Komoditas sayur-sayuran yang bisa diambil dari petani Batam tetap saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Batam.
Baca: Wali Kota Berharap BP Batam Segera Serahkan Aset Pasar Jodoh. Rudi: Supaya Cepat Kita Tertibkan
Baca: Cukup Rp 2 Juta, Sudah Bisa KPR di Perumahan Citra Renggali Marina
Baca: Klasemen Liga 1 2018 Setelah Persija Jakarta Kalahkan Persib Bandung. Makin Dekat ke Puncak
Hal inilah salah satunya yang bisa membuat harga komoditas sayur mayur sering naik.
Pantauan Tribun, pasca lebaran, harga bahan-bahan sembako masih mahal di pasar, seperti timun dan kacang pancang yang baru-baru ini meroket.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan seperti beberapa waktu lalu, harga timun mencapai Rp 18 ribu per kg.
Menurut Dia, berapa jam timun bisa bertahan, paling tidak 2 hari saja.
"Dalam 2 hari tak usah dibeli. Hari ketiga dijual murah, Itukan permainan namanya. Kedua pasokkan barang tidak dari Batam semua," katanya.
Baca: Pohon-pohon di Hutan Ini Tumbuh Bengkok. Tak Ada yang Bisa Menjelaskan Penyebabnya
Baca: Disarankan Gelar Lelang Jabatan Ulang Kadisdik Kepri, Begini Tanggapan Gubernur
Menanggapi kondisi ini, Pemko Batam sedang menggesa kawasan sentra pertanian di daerah hinterland seperti Pulau Subang Mas.
Program yang dilakukan adalah mengembangkan lahan-lahan pertanian.
"Saya juga sudah berusaha dan sedang menggesa pembangunan pulau Subang Mas," kata Rudi, Minggu (1/7).
Diakuinya selama ini prosesnya masih tersandung dengan kepemilikan lahan.
Padahal seharusnya lahan itu adalah milik negara dan tidak bisa dibeli.
"Suratnya akan saya cek kembali. Seperti surat tebas, surat tebang," katanya. (rus)