Demi Pengiklan, Google Diam-diam Beli Data Kartu Kredit Pemegang Mastercard. Ini Dampaknya

Dengan dalih efektivitas sasaran iklan, Google bekerja sama dengan provider kartu kredit asal Amerika, Mastercard

Oik Yusuf/ Kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNBATAM.ID-Sudah jadi rahasia umum, jika istilah 'tidak ada makan siang gratis' juga berlaku di perusahaan teknologi yang menyediakan layanan gratis.

Pada kasus Facebook awal tahun lalu misalnya. Meski mengizinkan penguna mengakses jejaring sosial tersebut secara cuma-cuma, imbalannya adalah data pengguna yang dimanfaatkan untuk mempermudah akses pengiklan demi mencapai konsumen yang tepat.

Raksasa mesin pencarian Google, nyatanya tidak mau ketinggalan. Dengan dalih efektivitas sasaran iklan, Google bekerja sama dengan provider kartu kredit asal Amerika, Mastercard.

Baca: Begini Aturan Dandan Para Polwan, Make Up Sembarangan Kena Hukuman. Ini Alasannya

Baca: Buat Kesehatan Ginjal, Inilah 5 Sayuran Wajib Konsumsi Rutin. Ada Bawang Putih dan Kubis

Baca: Senator Ini Usulkan Amandemen ke-25 untuk Lengserkan Trump, Begini Alasannya

Baca: Pendaftaran CPNS Mulai Tanggal 19 September? Begini Penjelasan Kepala Badan Kepegawaian Nasional

Bentuk kerja sama tersebut adalah pembelian data transaksi kartu kredit dari Mastercard oleh Google yang diperkirakan mencapai jutaan dollar AS.

Laporan Bloomberg dan Gizmodo menyebut, proses negosiasi kedua pihak sebenarnya telah berlangsung selama empat tahun.

Data dari Mastercard tersebut digunakan Google untuk membuka akses para pengiklan terpilih dengan alat yang mereka sebut "store sales measurement" yang diam-diam diluncurkan Google melalui blog resminya tahun lalu.

Namun dalam pengumumannya, Google tidak menyebut akan melibatkan data dari Mastercard. Alat tersebut bisa melacak bagaimana iklan online bisa membujuk targetnya untuk melakukan transaksi di dunia nyata.

Ilustrasi kartu kredit
Ilustrasi kartu kredit (duniabiza.com/Dok. HaloMoney.co,id)

Data tersebut akan semakin membuat produk iklan Google lebih menarik bagi para pengiklan.

Sebab, jika biasanya transaksi jual beli hanya bisa dilihat oleh konsumen, bank, dan toko, maka setelah perjanjian ini, Google bisa lebih menghubungkan calon pembeli ke penjual yang memasang iklan di Google secara lebih spesifik lagi.

Meski alat tersebut sudah membuka jalan para pengiklan sejak tahun lalu, publik, terutama yang menggunakan Mastercard, tidak diberikan informasi atas kerja sama dengan Google tersebut.

Kendati demikian, Google mengaku jika data transaksi kartu kredit yang dimanfaatkan alat iklan baru itu dilindungi enkripsi dan bersifat anonim.

Namun data anonim agaknya tidak terlalu berarti jika si pemilik adalah Google, di mana mesin iklannya bisa melacak informasi spesifik penggunanya dari sejumlah layanan seperti e-mail, riwayat pencarian, dan kini termasuk kebiasaan transaksi belanja.

Google pun memberikan klarifikasi secara diplomatis bahwa data pengguna digunakan untuk memberikan informasi kepada pengiklan untuk efektivitas periklanan mereka, bukan digunakan untuk menargetkan iklan.

Facebook dan Amazon
Nyatanya tidak hanya Google. Dihimpun KompasTekno dari laporan Gizmodo, Kamis (6/9/2018), beberapa korporat Silicon Valley juga melakukan hal yang sama.

Facebook, terindikasi sedang mendekati pihak bank untuk mendapatkan akses data finansial penggunanya. Wall Street Journal melaporkan, Facebook ingin mendapatkan informasi spesifik tentang saldo keuangan dan transaksi invidual nasabah.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved