BATAM TERKINI
Jualannya Sempat Laris, Setelah Peralatan Jual Dawet Ayu Dicuri Begini Nasib Pria Ini Sekarang
Beberapa peralatan dagangan usahanya untuk membuat Es Dawet Ayu milik Sugyantoro raib dicuri orang. Begini nasibnya sekarang.
Penulis: Alfandi Simamora |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Berbekal kotak kecil yang terbuat dari kayu dan beberapa alat semir sepatu, Sugyantoro (51) menyambung hidup di Kota Batam.
Sugyantoro datang merantau ke Kota Batam sejak tahun 2005 lalu dari kota kelahirannya di Jakarta.
Di Batam dirinya berusaha mengadu nasib untuk mencari pekerjaan yang bertujuan menafkahi istri dan anaknya yang tinggal di Jakarta.
Singkat cerita, sebelumnya pria paruh baya ini pernah tinggal dan membuka usaha "Es Dawet Ayu" di simpang empat kawasan Industri Sekupang, salah satu pos yang ada di sana.
Baca: Aksi Pelaku hanya Hitungan Detik, Simak 8 Fakta Kasus Curanmor di Batam
Baca: GEMPA HARI INI - BMKG Catat Gempa Magnitudo 5,4 di Tenggara Maluku Jumat Siang Jam 14.19 WIB
Baca: BERITA PERSIB - Bermarkas Sementara di Papua, Begini Cara Pemain Persib Bandung Pompa Semangat
Baca: Samsung A7 2018 Dilengkapi 3 Kamera Belakang dengan Fungsi Beda. Cek Harga dan Spesifikasinya
Usahanya pun kala itu berjalan lancar. Namun di tengah usahanya yang tengah melambung mendadak istrinya meninggal dunia di Jakarta akibat penyakit yang dideritanya.
Dirinya sangat terpukul dan tidak bisa berbuat apa-apa selain merasa kehilangan.
Tak sampai di situ saja cobaan hidupnya, beberapa peralatan dagangan usahanya untuk membuat Es Dawet Ayu juga raib dicuri orang yang tidak bertanggung jawab.
Dia pun tidak bisa berjualan lagi dan tidak tahu harus berbuat apa selain hanya bisa bersabar dan membuat laporan ke pihak kepolisian.
Sugyantoro pun kala itu sudah tidak berjualan lagi dan dirinya juga tidak bisa tinggal lagi di Pos tersebut karena sejumlah alasan.
Lalu dirinya pergi dan berusaha mencari pekerjaan untuk menyambung hidup di Batam. Sedangkan anaknya terpaksa di rawat oleh keluarganya di Jakarta.
Berbagai pekerjaan telah dikerjakannya, mulai dari pekerjaan buruh kasar bangunan, sampai membantu-bantu berdagang klontongan di pasar.
Namun pekerjaan itu tidak menetap, maka dari itu dirinya berinisiatif untuk bekerja sebagai pekerja semir sepatu dengan modal secukupnya untuk menyambung hidup di Batam.
Sugyantoro bekerja semir sepatu di sejumlah masjid di Sekupang setiap hari Jumat.
Karena saat Jumat biasanya sangat banyak pekerja kantoran yang ingin melaksanakan shalat Jumat.
Sehingga saat itulah dirinya mencoba menawarkan jasanya ke sejumlah pengunjung yang menginginkan sepatunya di semir olehnya.