Pabrik Baja Meledak di Malaysia. Enam Tewas, Lima Sahabat Dikuburkan Satu Liang
Sebuah pabrik baja di Sjingkat Industrial Estate, Kuching, Malaysia, meledak dan terbakar, menewaskan enam orang, yakni lima pekerja dan majikannya
TRIBUNBATAM.id, IPOH - Sebuah pabrik baja di Sjingkat Industrial Estate, Kuching, Malaysia, meledak dan terbakar, menewaskan enam orang, yakni lima pekerja dan majikannya, Rabu (12/12/2018) sore, waktu setempat.
Ledakan tersebut dipicu oleh tabung gas yang meledak di gudang penyimpanan gas di gedung sebelah pabrik tersebut.
Petugas pemadam kebakaran Sarawak, seperti dilansir TribunBatam.id dari The Star Malaysia mengatakan bahwa kebakaran tersebut menghancurkan sekitar 40 persen dari pabrik yang berukuran 50x30 meter tersebut.
Para saksi di sekitar lokasi mengatakan, ledakan itu sangat keras dan percikan api berterbangan ke udara seperti pertunjukan kembang api sekitar pukul 15.30 waktu setempat.
Kepala penyilidakan kriminal Perak, Senior Asisten Komisioner Yahya Abdul Rahman mengatakan bahwa ledakan bukan terjadi dialam pabrik, melainkan dari gudang penyimpanan di sebelah pabrik tersebut.
Pemilik pabrik dan pemilik gudang gas orang yang berbeda dan di dalam gudang tersebut banyak tabung gas yang disimpan.
Hingga saat ini kepolisian masih menyelidiki penyebab meledaknya tabung gas tersebut.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV, pekerja di gudang gas tersebut berhasil menyelamatkan diri saat ledakan terjadi dan hanya mengalami luka di bagian tangan.
Tragisnya, lima pekerja yang tewas dalam kebakaran dan ledakan itu masih pelajar dan mereka bekerja sambilan di pabrik instalasi baja tersebut.
Kelimanya adalah Ahmad Faizal Aminuddin (16), Mohammad Nor Ikram Mohd Husni (15), Mohammad Nuraiman Abdul Rahman (16), Mohamad Ekmal Izzuddin Mohd Kamari (16) dan Muhamad Azhar Shah Rosli (19).
Satu korban lainnya adalah majikan mereka bernama P Thiagarajan (40).

Keenam korban tewas di tempat dengan kondisi tubuh hancur sehingga wajahnya tidak bisa dikenali .
Kematian lima remaja ini sangat mengharukan karena mereka selama ini dikenal sebagai lima sahabat yang selalu bersama-sama sejak kecil.
Keluarga lima sahabat ini juga sudah menanggap mereka anak-anak mereka sendiri sehingga mereka sepakat untuk memakamkan kelimanya dalam satu liang lahat.
Menurut Abdul Rahman Bahak, ayah Mohammad Nuraiman, mereka itu sudah bersahabat sejak kecil dan bahkan sudah seperti kakak beradik.