FENOMENA SUPERMOON

Super Moon 2019 - Begini Cara Seting Kamera Saat Memotret Supermoon. Waspada Gelombang Tinggi

Untuk bisa mengabadikannya, Marufin berkata Anda bisa menggunakan berbagai jenis kamera, baik DSLR maupun kamera handphone

Editor: Mairi Nandarson
TWITTER/DerekBrockway-weatherman
FENOMENA SUPERMOON 

Fenomena Supermoon akan diperkirakan akan terjadi Senin malam, kamu bisa mengabadikannya dengan kamera DSLR atau kamera ponselmu

TRIBUNBATAM.id - Senin (21/1/2019) malam, fenomena Supermoon atau Bulan Purnama akan kembali menyambangi Bumi.

Kabar baiknya, hal ini dapat dilihat dari Indonesia, mulai dari matahari terbenam hingga sebelum fajar menyingsing.

Menurut astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, fenomena munculnya supermoon ini bersamaan dengan gerhana bulan.

"Kalau Gerhana Bulannya tidak bisa dilihat karena terjadinya waktu siang hari di Indonesia. Tapi Supermoon jelas bisa dilihat besok malam," kata Marufin kepada Kompas.com via pesan singkat, Minggu (20/1/2019).

Untuk bisa mengabadikannya, Marufin berkata Anda bisa menggunakan berbagai jenis kamera, baik DSLR maupun kamera handphone.

"Tinggal pakai setting pencahayaan paling minimal," ujarnya.

MOTOGP 2019 - Ambisi Danilo Petrucci Bersama Ducati: Saya Bukan Pengawal Andrea Dovizioso

Hj Nur Aliah Sosok Istri Soleha bagi Ustad Maulana. 7 Tahun Melawan Kanker Usus

Istri Ustaz Maulana Meninggal Dunia. Ini Penyakit yang Dideritanya Sebelum Meninggal: Sudah 7 Tahun

Namun, mengingat beberapa hari belakangan lebih sering hujan di seluruh wilayah Indonesia, Marufin berkata kemungkinan untuk Supermoon terlihat memang 50:50.

"Saat ini puncak musim hujan, tapi ada vortex atau pusaran udara di sebelah barat Kalimantan. Itu (vortex) membuat awan hujan berkumpul di sana, sehingga Jawa khususnya bagian barat relatif sedikit hujan," katanya.

Marufin menambahkan, sepanjang malam besok adalah waktu terbaik untuk melihat Supermoon.

Dampak Supermoon Marufin menjelaskan, Bulan Purnama (istilah astronominya oposisi Bulan-Matahari) dan Bulan baru (konjungsi Bulan-Matahari) merupakan peristiwa saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada di satu garis lurus.

Hal ini mengakibatkan Bumi mengalami resultan gaya tidal terbesar, dan yang paling terpengaruh adalah lautan.

"Karena Supermoon, maka kita mengalami pasang naik air laut yang maksimum. Lalu bahayakah ke pantai? (Itu) tergantung pantainya," ujarnya.

Tergantung pantai yang dimaksud Marufin antara lain, apakah pantainya bermuara di sungai atau apakah pantainya memiliki sejarah banjir pasang (rob).

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved