Teka-teki Lenyapnya Aliran Air Kali Kuning Sleman hingga Kering Akhirnya Terjawab, Ini Penyebabnya
Peristiwa tersedotnya air dalam aliran Kali Kuning di Dusun Sambirejo, Selomartani, Kalasan bukan fenomena alam.
TRIBUNBATAM.id - Beberapa waktu lalu sempat viral di medsos soal adanya lubang di dasar Kali Kuning, Sambirejo, Kalasan, Sleman.
Lubang tersebut menyedot aliran sungai di atasnya hingga kering.
Peristiwa tersedotnya air dalam aliran Kali Kuning di Dusun Sambirejo, Selomartani, Kalasan bukan fenomena alam.
Hal itu dikarenakan amblesnya lantai Bendungan Samberembe, sehingga air yang mengalir langsung jatuh dan merembes ke bawah bendungan pada Jumat (8/2/2019).
Saat ini tengah dilakukan pengecoran lubang, sementara aliran sungai dialihkan ke pintu air di sisi kanan bendungan.
Giyanto, Dukuh Sambirejo, sebelumnya memaparkan lubang tersebut terbentuk lantaran dasar sungai tidak kuat menahan aliran air di atasnya.
• BREAKINGNEWS - Polisi Gelar Ekspose Kasus Pembunuhan Fitri Yu, Yuda Lesmana Terancam Hukuman Mati
• Jangan Dibuang, Biji Nangka Dapat Dimakan dan Punya Banyak Manfaat, Mampu Cegah Anemia
• Belum Banyak yang Tahu, Inilah 7 Fakta Menarik tentang Ketua Umum PSI Grace Natalie
• Kapan Waktu yang Tepat untuk Spooring Dan Balancing mobil? Ini Cara Deteksi Paling Gampang
Ia juga menyebut bagian dasar sungai tersebut sudah berlubang kecil. Debit air juga terbilang tinggi saat itu, ditambah dengan kondisi cuaca yang sering turun hujan deras.
"Karena tidak kuat menahan air, makanya lubang kecil yang sudah terbentuk di dasar sungai jadi membesar dan jebol," jelas Giyanto.

Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman Achmad Subhan menuturkan ambrolnya lantai bendungan diduga karena faktor umur.
Dari prasasti yang ada di sana, bendungan itu dibangun pada tahun 1979/1980.
"Ini bukan fenomena alam, tapi hasil dari kombinasi curah hujan tinggi dengan umur bendungan yang tua," terangnya.
Dipaparkanya, saat itu pintu air tertutup sehingga air mencari jalan supaya bisa turun.
Karena di bendungan itu ada lubang kecil, maka air membentuk pusaran dan membuat lubang semakin besar.

Meskipun demikian, secara fisik dinding bendungan masih utuh. Namun bila tidak ditangani secara permanen maka bisa berdampak kerusakan yang lebih parah.
"Rencananya kami akan mengalihkan aliran air. Kemudian bekas lubang tersebut akan dibangun semacam cadas atau tebing buatan," tambahnya.