Pria Ini Tega Cabuli 5 Orang Anak Kandungnya Selama 10 Tahun, Istri Ungkap Kelakuan Suami
Seorang Ayah tega mencabuli kelima anak kandungnya. Kasus tragis ini kemudian menjadi perhatian di Indonesia. Tak heran, Kementerian Pemberdayaan Pe
TRIBUNBATAM.id - Seorang Ayah tega mencabuli kelima anak kandungnya. Kasus tragis ini kemudian menjadi perhatian di Indonesia.
Tak heran, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan anak (Kemen PPA) langsung turun tangan menangani maslah ini.
Pencabulan itu dilakukan pada anak-anak gadisnya bahkan yang bawah umur, dan ada yang sampai hamil. Kasus ini disebut Inses (incest).
Untuk menangani kasus ini, Yayasan Nanda Dian Nusantara juga ikut melakukan pendampingan memulihkan rasa trauma para korban.
• GEMPA HARI INI Gempa 4.5 SR Guncang Waingapu NTT Senin (15/4) Jam 13.49 WIB, Berikut Info BMKG
• Pemilih yang Tak Terdaftar di DPT Tetap Bisa Mencoblos di Pemilu 2019, Ini Syaratnya
• Hasil Drawing 8 Besar Piala Indonesia, Mario Gomez Bertemu Persib Bandung, Teco Hadapi Persija
• Tiket Presale Film Avengers: End Game Dimulai Selasa (16/4), Kalahkan Rekor Aquaman hingga Star Wars
Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara, Devi Tiomana menyatakan, pihaknya menggandeng Kemen PPPA termasuk pendampingan hukum sekaligus bantuan konseling.
“Tentunya kasus itu harus diselesaikan dengan tuntas. Apalagi korbannya ada anak di bawah umur. Sehingga kita akan menggandeng beberapa pihak,” katanya saat mendampingi Tim Kemen PPA, Bhabinkamtibmas menyambangi rumah korban di Kecamatan Kakap, Minggu (14/4/2019).
Selain itu dari PPPA juga meminta Bhabinkamtibmas untuk melakukan sosialisasi mengenai aktivitas percabulan.
Selain itu Bhabinkamtibmas juga bakal menggandeng tokoh masyarakat dan keluarga untuk ikut membantu pemulihan trauma korban.
“Tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, dan Babinkamtibmas perlu berperan secara bersama dalam pemulihan trauma korban, meskipun keluarga lah benteng utama,” terang Devi.
Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara, Devi Tiomana turut mendampingi Tim Kemen PPPA berkunjung ke rumah korban untuk memotret dari dekat kondisi sosial dan sikologis korban dengan keluarganya pasca pelaku, yakni ayah korban ditahan.
Ini yang menyentuh langsung.
"Seperti yang kita lihat, di antara mereka anak-anak itu satupun tidak ada yang bersekolah, meskipun masih muda. Dan itu menjadi penyebab perlakukan tersebut tidak bisa terlaporkan, karena mereka tidak punya akses untuk melaporkan kasus itu, karena itu tadi faktor pendidikan yang terputus," ujarnya.
Selain itu, kata dia, lingkungan sosial juga memang jauh dari tetangga.
Jadi kesempatan untuk melakukan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku sangat besar.
Dan di bawah kendali pelaku, seperti melakukan mengancam, mau membunuh sangat leluasa dilakukan oleh pelaku.