Kerusuhan 22 Mei Disusupi Purnawirawan TNI dan Prajurit Disersi, Ini Pesan Moeldoko Kepada Mereka

Purnawirawan TNI hingga prajurit disersi disinyalir terlibat dalam kerusuhan 22 Mei pada beberapa lokasi di Jakarta.

Editor: Thom Limahekin
Kompas TV
Massa demonstran di Bawaslu RI melakukan perlawanan kepada polisi di Pasar Tanah Abang. 

TRIBUNBATAM.id - Purnawirawan TNI hingga prajurit disersi disinyalir terlibat dalam kerusuhan 22 Mei pada beberapa lokasi di Jakarta.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan mereka bahkan menjadi dalang dalam kerusuhan 22 Mei di Jakarta.

 Moeldoko membeberkan soal tersebut saat diwawancara eksklusif di Kabar Petang Tv One, Minggu (26/5/2019).

Dia menegaskan, dalam kerusuhan 22 Mei ada kelompok tertentu yang menungganginya.

Menurut Moeldoko, sejak hari pertama, kelompok tertentu ini sudah mencoba menyulut emosi pendemo di Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Hanya saja upaya tersebut gagal, sehingga kelompok ini memilih untuk membuat kondisi berbeda di luar demonstrasi Bawaslu RI.

"Ada perusuh yang disiapkan, meskipun dari awal kita sudah memonitor bahwa akan terjadi begitu, karena mungkin upaya dari perusuh adalah menciptakan kondisi kaos di suasana demo pada hari pertama akhirnya membuat suasana baru, itu semua setingan yah. Yang pada akhirnya ini mencoreng di mata internasional seolah pesta demokrasi kita kurang baik, padahal kalau kita mengikuti sejak awal semua berjalan baik," kata Moeldoko dikutip dari Tv One

Moeldoko mengatakan, karena tidak bisa membuat suasana rusuh di Bawaslu RI pada hari ke dua, akhirnya kelompok tertentu ini hadir di tengah-tengah pendemo.

Mereka mencoba untuk menyulut emosi pendomo di Bawaslu RI.

Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purn TNI Moeldoko menyayangkan adanya kericuhan di aksi 22 Mei yang membuat Pemilu Indonesia tercoreng di mata internasional.
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purnawirawan TNI Moeldoko menyayangkan adanya kericuhan di aksi 22 Mei yang membuat Pemilu Indonesia tercoreng di mata internasional. ()

"Akhirnya pada hari ke dua perusuh ada di tengah-tengah pendemo, harapannya menyulut emosi sampai pada akhirnya nanti langkah perusuh pada petugas bisa diikuti oleh para pendemo, " kata Moeldoko

Namun upaya tersebut rupanya gagal.

Sebab, menurut Moeldoko, masyarakat saat sudah bisa membedakan.

"Masyarakat kita sudah sangat baik, makanya kita harus bedakan mana pendemo mana para perusuh, makanya masyarakat harus paham betul bahwa ada sebuah upaya oleh kelompok tertentu yang ingin mendompleng dalam pesta demokrasi," kata Moeldoko.

Moeldoko pun mengajak masyarakat untuk sama-sama memusuhi kelompok tersebut dan tidak memberinya toleransi.

"Kelompok tertentu ini saya ingin menyampikan yang jelas mari kita sama-sama musuhi. Jangan beri tolerensi pada perusuh karena perusuh pasti membawa suasana tidak baik ini harus dipahami masyarakat," kata Moeldoko.

Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Petugas kepolisian terus mendorong massa yang pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu.
Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Petugas kepolisian terus mendorong massa pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pembawa acara lantas bertanya soal keterlibatan purnawirawan TNI pada kerusuhan 22 Mei di Bawaslu RI.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved