Ketua DPP Partai Demokrat Akhirnya Buka Suara: Dulu Demokrat Tak Setuju Sandiaga Jadi Wakil Prabowo
Partai Demokrat terus menegaskan perannya dalam memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02,
TRIBUNBATAM.id - Partai Demokrat terus menegaskan perannya dalam memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto - Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.
Upaya ini dilancarkan partai politik besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini setelah muncul buzzer-buzzer yang menyudutkan Demokrat dalam Pilpres yang baru berlalu.
Semuanya bermula dari cuitan politisi Demokrat Andi Arief yang menyinggung hubungan koalisi Demokrat dan Paslon Prabowo -Sandiaga.
Dalam kicauannya, Andi Arief menerangkan bahwa Demokrat diserang oleh buzzer di sosial media yang menganggap Demokrat tak sepenuh hati mendukung Prabowo - Sandiaga hingga Demokrat tak memberikan kontribusi.
• Juventus Rela Lepaskan Paulo Dybala, Alex Sandro dan Douglas Costa demi Paul Pogba
• Pembalap Wanita Asal Spanyol Ini Kagumi Rossi Setelah Khianati Marquez, Ini Ungkapan Hatinya
• Pasangan Suami-Istri Ini Ditemukan Tewas Bersama di Kamar Kos, Suami Tergantung, Istri Telungkup
• Hari Terakhir Liburan Lebaran, Warga Batam Padati Wisata Pantai Nongsa Batu Besar
• Video Bocah Penyakit Kritis Tahan Mobil Timnas, Minta Tanda Tangan Ronaldo, Reaksi Ronaldo Buat Haru
Menerangkan soal kicauan Andi Arief, rekannya se-partainya, Jansen Sitindaon memberikan komentar soal kicauan Andi Arief tersebut.
Jansen menganggap bahwa kicauan Andi Arief di Twitter merupakan kilas balik Demokrat yang sempat memberikan saran ke Prabowo namun saran tersebut tak diterima.
Saran tersebut di antaranya adalah pemilihan Sandiaga sebagai pendamping Prabowo di gelaran Pilpres sebagai Cawapres.
"Kami itu mengikuti tweet-nya Andi Arief itu kan mundur ke belakang," ujar Jansen.
"Bang Andi itu sedang menceritakan kami Pak Prabowo tahu Bang Sandi tahu kami Partai Demokrat tahu, pihak-pihak yang beberapa kali hadir rapat di rumah Pak SBY di Kuningan itu juga tahu kalau Partai Demokrat ketika itu menyampaikan begini ini survei tidak mungkin kita abaikan untuk pandangan politik, dalam survei ini elektabilitasnya Bang Sandi belum bunyi bahkan sama sekali tidak ada," tambahnya.
"Kalau kita paksakan kalau dalam tanda kutip uangnya banyak gitu nanti ujung-ujungnya kalah di Jawa Timur tidak laku dijual, di Jawa Tengah tidak laku dijual," ujar Jansen.
Terbukti, menurut Jansen, Sandiaga tidak lebih dari gelaran Pilpres 2014 yang justru menurunkan suara Prabowo.
"Hari ini apa yang terjadi, di 2014 saya kan baca data, di Jawa Timur Pak Prabowo hanya kalah 1,4 juta di 2014, 2019 itu kalahnya sekarangnya 8 juta gitu," kata Jansen.
Menanggapi hal itu, pengamat politik yang juga berada di acara tersebut, Ray Rangkuti memberikan sahutan.
"Itu karena Sandi gitu?," sahut Ray mengaitkan kekalahan Prabowo.
"Bukan, maksud saya itu faktanya begitu di Jawa Tengah waktu kita katakan carilah calon lain yang lebih diterima di Jawa Timur Jawa Tengah," jawab Jansen.