Pada H+5 Pasca Idul Fitri, Ada 10 Penerbangan Dibatalkan dari Bandara Hang Nadim Batam
Kondisi ini dipengaruhi oleh sepinya penumpang yang berangkat melalui Bandara Internasional Hang Nadim Kota Batam, Provinsi Kepri.
Editor:
Thom Limahekin
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pada H+5 pasca Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, Bandara Internasional Hang Nadim Batam masih memberlakukan pembatalan penerbangan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh sepinya penumpang yang berangkat melalui Bandara Internasional Hang Nadim Kota Batam, Provinsi Kepri.
"Hari ini, Selasa (11/6/2019) ada 10 penerbangan yang di-cancel," ujar Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam, Suwarso kepada Tribun, Selasa (11/6/2019).
Penerbangan yang dibatalkan adalah 5 maskapai Garuda Indonesia tujuan Jambi, Padang, Pekanbaru dan 2 penerbangan tujuan Jakarta. Selanjutnya yang mengalami pembatalan 5 maskapai Lion Air tujuan Medan, Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, dan Padang.
Sementara itu, lanjut dia, pada H+10 pasca lebaran, Senin (10/6/2019) lalu, jumlah penumpang yang berangkat melalui Bandara Internasional Hang Nadim mencapai 9.038 orang.
Sedangkan penumpang yang datang sebanyak 8.972 orang.
• Jelang Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2019, MUI Batam Pastikan Batam Aman, Ini yang Dibuat MUI
• Jelang Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2019, Kombes Hengki: Jangan Ramai-Ramai ke Jakarta
• Tiga Sosok Mantan Jenderal TNI dan Polri Jadi Tersangka dalam Kerusuhan 21 - 22 Mei, Siapa Mereka?
• Bruno Oliveira de Matos Cedera Otot, Ini Komentar Pelatih Persija Jakarta Julio Banuelos Saez
"Jika dibandingkan dengan data 2018 lalu di H+4 jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 9.720 orang dan yang datang mencapai 9.215 orang. Jika dilihat dalam persentasi, jumlah datang menurun 2,70 persen dan yang berangkat menurun 7,54 persen," paparnya.
Suwarso menambahkan per harinya hanya ada 42 penerbangan saja di Bandara Hang Nadim. Padahal biasanya di momen perayaan Idul Fitri tahun-tahun lalu, jumlahnya berada di atas 56 penerbangan setiap harinya.
"Kami mengharapkan semua tetap berjalan dengan baik. Walaupun harga tiket tinggi. Kita dan masyarakat mengharapkan turunnya harga tiket," katanya.
Pihaknya juga sering melaporkan kondisi ini kepada kepala otoritas bandar udara wilayah 2 Medan (Obdar 2). Bahkan laporan ini disampaikan secara periodik.
"Kita masih melaporkan bukan bulanan tetapi secara periodik. Misalnya 2 hari sekali, atau 3 hari sekali, bisa juga seminggu sekali. Hanya saja belum ada hasilnya. Penurunan tiket yang dilakukan pemerintah pusat, tidak berdampak. Palingan hanya turun seratus atau Rp 200 ribu saja," papar Suwarso.
Dia berharap agar kebijakan bagasi berbayar dan mahalnya tiket maskapai penerbangan bisa kembali di titik normal.
Pemerintah segera mengambil langkah-langkah bijak untuk solusi atas masalah ini. (tribunbatam.id /Roma Uly Sianturi)
Berita Terkait