TANJUNGPINANG TERKINI

Berwisata Ke Pulau Penyengat Tempat Lahirnya Tata Bahasa Melayu

Selain tempat lahirnya tata bahasa melayu, pulau ini juga menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional

Penulis: Endra Kaputra |
TRIBUN Batam/Endra Kaputra
Pulau penyengat adalah pulau kecil yang berada tepat di depan Tanjungpinang 

TRIBUNBATAM.id TANJUNGPINANG - Mungkin sudah tidak asing lagi, bila disebutkan tempat lahirnya tata bahasa melayu yang saat ini disebut bahasa Indonesia

Selain tempat lahirnya tata bahasa melayu, pulau ini juga menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional.

Pulau penyengat adalah pulau kecil yang berada tepat di depan Tanjungpinang. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah, di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau, makam-makam para raja, makam Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor, Balai Adat, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

Untuk berkunjungan ke Pulau Penyengat. Biasanya masyarakat atau wisatawan harus menaiki perahu atau pompong di dermaga pelabuhan yang berada di jalan Pos, Kecamatan Tanjungpinang Kota

Bagi wisatawan dikenakan biaya Rp 7 ribu sekali berlayara. Waktu tempuh pun kurang lebih hanya 10 menit untuk sampai ke dermaga pelabuhan Pulau Penyengat

Pulau dengan luas tidak lebih dari 2 km persegi perbatasan antara Indonesia dengan Singapura ini pun dilengkapi dengan fasilitas seperti becak motor untuk mengitari pusat kajian Melayu Islam yang ternama.

Sekali perjalanan, dengan penumpang 3 orang. Pengemudi becak motor memberikan tarif Rp 40 ribu. Perjalanan pun memakan waktu kurang lebih satu jam.

"Boleh juga wisatawan yang menggunakan becak motor ini minta singgah dan menikmati lamaanya di lokasi tersebut. Nanti tinggal hubungi kami untuk jemput kembali," kata Kosim pengemudi becak motor

Perjalanan pertama, wisatawan akan mengunjungi makam Raja Ali Haji, pencipta Gurindam Dua Belas. Ia juga peletak dasar gramatika Bahasa Melayu

Setelah itu, mengunjungi makam Raja Jafar, kompleks Istana Kantor, Balai Adat, benteng pertahanan di Bukit Kursi, dan lokasi lokasi bersejarah lainnya

Saat berkunjung ke Balai Adat, di bagian tengah bangunan, terdapat pelaminan yang hampir seluas dinding bagian belakang bangunan

Warna kebesaran Melayu yakni hijau, kuning merah memang menjadi warna dominan bagian dalam bangunan.

Balai Adat ini pun menyewakan berbagai pakaian adat, baik untuk laki laki, maupun perempuan, lengkap dengan atributnya

"Dari anak anak sampai dewasa ada. Kita sewakan sekali pakai Rp 25 ribu saja. Pengunjung bisa berfoto di pelaminan dengan baju adat," Kata Hariawan sebagai anggota Pokdarwis Pulau Penyengat bagian pakaian Adat Melayu

Yana wisatawan dari Batam ini selalu datang setiap satu tahun sekali ke pulau penyengat. Ia sangat takjub akan indahnya peninggalan sejarah melayu

"Biasa kami pasti ziarah ke Makam Raja Ali Haji, lalu ke Engku Putri, dan ke Balai Adat ini, serta melanjutkan ke lokasi yang lain," katanya

Biasanya wisatwan akan membawa oleh oleh kue Dram dram, dan otak otak sebagai tanda bila sudah berkunjung ke pulau penyengat. (tribunbatam.id/endra kaputra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved