Ancam Usir Bambang Widjojanto, Inilah Sososk Hakim MK Arief Hidayat yang Fenomenal
Bambang Widjojanto pengacara Prabowo Subianto diancam diusir karena tetap membantah pernyataan hakim Areif Hidayat. Siapa dia?
TRIBUBATAM.id - Hakim Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat mengancam akan mengusir kuasa hukum paslon 02 Bambang Widjojanto.
Hakim MK ancam usir Bambang Widjojanto dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi.
Peristiwa itu berawal saat hakim Arief Hidayat menanyakan pada Idham, saksi, apa yang akan ia jelaskan pada sidang sengketa Pilpres 2019.
Jawaban Idham dianggap bertele-tele dan sama seperti keterangan saksi sebelumnya, Agus Maksum.
• Download Lagu MP3 India / Bollywood Terbaik 2000-2019, Tum Se Jalebi hingga Duniyaa Luka Chuppi
• UIB Hadir Sebagai Pembicara dalam Workshop Tingkat Nasional
Hakim Arief pun berkata, bila keterangan yang disampaikan Idham ternyata sama dengan Agus Maksum, maka sangat merugikan tim kuasa hukum 01.
Bambang Widjojanto menjelaskan, saksi Idham akan melengkapi penjelasan dari saksi sebelumnya, yaitu Agus Maksum.
"Jadi, jangan dinilai terlebih dahulu, sebelum didengar kesaksiannya," kata Bambang Widjojanto.
Hakim Arief mengingatkan, bila keterangan yang disampaikan ternyata hanya pengulangan atau redandum maka akan di-stop dan pindah kepada saksi yang lain.
Perdebatan tentang saksi ini antara Bambang dan Arief terus berlangsung sampai akhirnya keluar ancaman Bambang akan diusir dari ruang sidang MK.
Wartakotalive.com berusaha mencari informasi profil Arief Hidayat atau siapa hakim MK Arief Hidayat?
Arief Hidayat terpilih menjadi hakim konstitusi tahun 2013 dan secara resmi menjabat sebagai hakim konstitusi pada Senin 1 April 2013 pagi.
Ditulis di https://mkri.id, Arief Hidayat menggantikan hakim Prof Mohammad Mahfud MD yang mengakhiri masa jabatan yang telah diembannya sejak 2008.
Seperti ditulis https://kompas.id/, Arief Hidayat adalah guru besar hukum Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah.
Berikut data profil Arief Hidayat.
Pendidikan Tinggi :
S-1 Universitas Diponegoro (1980)
S-2 Universitas Airlangga (1984)
S-3 Universitas Diponegoro (2006)