Viral Medsos
Viral Seserahan 'Pajero' Pink Seharga Rp 7 Juta di Pati, Sumartono Ungkap Maksud Mulia Dibaliknya
Viral di media sosial mobil mewah untuk seserahan nikah, mulai dari Xpander, CRV hingga Fortuner, Sumartono tidak mau kalah.
TRIBUNBATAM.id - Viral di media sosial mobil mewah untuk seserahan nikah, mulai dari Xpander, CRV hingga Fortuner, Sumartono tidak mau kalah.
Sumartono (32), warga Desa/Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati, menyerahkan satu unit "Pajero" sebagai seserahan saat mempersunting perempuan idamannya, Jumariah (31).
Acara lamaran, akad nikah sekaligus ngunduh mantu pernikahan Sumartono dan Jumariah berlangsung serangkaian pada Sabtu (22/6/2019) di kediaman Sumartono.
• Viral, Selain Rp. 500 Juta dan Emas 200 gram, Mahar Cewek Jeneponto ini Juga 1 Ekor Kuda
Seserahan ini pun membuat heboh, menjadi viral di media sosial meski gaungnya tak sekeras yang lain.
Namun, "Pajero" Sumartono bukan mobil SUV mewah seharga setengah miliar rupiah.
Menurut pengakuannya, "Pajero" tersebut ia beli seharga Rp 7 juta.
Jangan buru-buru heran, "Pajero" tersebut akronim dari "Panas njobo njero" alias "panas luar dalam".
Meski tidak sepenuhnya tepat, itu istilah yang digunakan netizen untuk menyebut Hijet keluaran 1983 yang dijadikan seserahan dalam prosesi lamaran Sumartono dan Jumariah.
"Jadi Mei 2016, saya beli mobil itu seharga Rp 7 juta.
Dulu, sebelum saya cat ulang, kondisinya sudah keropos sana-sini," ujar Tono, panggilan akrabnya, kepada Tribunjateng.com, Minggu (23/6/2019).
Tono sengaja memilih mobil tua kesayangannya sebagai seserahan.
Tujuannya membesarkan hati para pemuda lain yang ingin menikah.

Ia ingin menunjukkan bahwa prosesi lamaran atau pernikahan tidak harus mewah.
"Saya ingin bilang, ini lho, dengan mobil tua seharga tujuh juta saja nikahan saya sah. Biar yang muda-muda nggak minder. Soalnya kemarin pas viral lamaran mobil mahal-mahal, komentarnya pada minder kalau mau nikah. Dikira harus punya ini-itu," jelasnya kepada Tribunjateng.com.
Tono juga bermaksud menunjukkan bahwa mobil tua yang sering dianggap "barang rongsokan" bisa dimodifikasi menjadi cukup bagus.