Di Saat Timur Tengah Memanas, Harga Emas Makin Berkilau, Cetak Rekor Tertinggi

Pada Selasa sore, harga emas untuk pengiriman Agustus 2019 di Commodity Exchange berada di US$ 1.431,09 per ons troi, menguat 080%

KOMPAS.com
Logam mulia, emas batangan. 

TRIBUNBATAM.ID, JAKARTA - Di saat sentimen negatif terhadap ekonomi global terus meneror, harga emas justru semakin berkilau.

Apalagi ketegangan di Timur Tengah, terutama antara AS vs Iran sepekan terakhir semakin terasa, sehingga emas dipercaya sebagai aset safe haven.

Pada Selasa (25/6/2016) pukul 17.44 WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus 2019 di Commodity Exchange berada di US$ 1.431,09 per ons troi, menguat 0,80%.

Pencapaian ini merupakan level tertinggi, setidaknya selama 15 bulan terakhir.

Kemarin malam, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memberikan sanksi baru terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya.

Langkah yang belum pernah diambil sebelumnya ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan setelah Iran menjatuhkan drone AS.

Dengan ketegangan memuncak antara kedua negara, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, sanksi ini akan mengunci miliaran dollar AS aset Iran.

Analis Central Capital Futures, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, pada dasarnya ketika situasi global memanas, apalagi masalah geopolitik, maka fungsi emas sebagai safe haven muncul.

“Selain tensi ketegangan di Timur Tengah, kuatnya probabilitas pemotongan suku bunga Fed juga menjadi katalis emas,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).

Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu, The Fed masih percaya diri dengan suku bunga acuannya di level 6%. Alasannya karena perlambatan ekonomi AS dan global yang belum membaik. Sontak sikap dovish The Fed membopong dollar AS melemah.

Berbeda dengan emas, dollar AS dalam indeks dollar spot, Selasa (25/6) pukul 19.19 WIB secara ytd melemah 0,23% di posisi 96,05.

Maka tren pelemahan dollar AS ini membawa pamor emas sebagai safe haven. Wahyu menambahkan sikap The Fed dan data ekonomi AS yang belum sepenurnya bagus semakin memperbesar ancaman krisis global.

“Serangkaian ketegangan global membawa harga emas naik, terlebih jelang pertemuan AS-China,” tutur Wahyu.

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved