Dirpolair Polda Sulawesi Selatan Langsung Kena Semprot dari Susi Pudjiastuti, Apa Masalahnya?
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkenal dengan sikap tegasnya dalam menjalankan tugas.
TRIBUNBATAM.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkenal dengan sikap tegasnya dalam menjalankan tugas.
Sikap tegas tersebut ditunjukkan Susi Pudjiastuti kepada Dirpolair Polda Sulawesi Selatan Mohammad Hidayat.
Mohammad Hidayat tidak bisa langsung bernapas lega segera setelah dilantik.
Pasalnya dia langsung diteror Susi Pudjiastuti untuk memberantas oknum pengusaha perusak terumbu karang.
Awalnya Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Bahari Indonesia (AMPIBI) M Ramli mengucapkan selamat atas kenaikan pangkat Mohammad Hidayat yang diucapkannya melalui twitter.
Dalam unggahannya yang memention Menteri KKP Susi Pudjiastuti itu, M Ramli menyematkan tagar #PolisiKebanggaanNelayan #NelayanRinduBapak.

• Soekarno Gusar, Nyaris Tampar Intel Istana Karena Rahasia Negara Nyaris Bobol Karena Wanita Cantik
• Detik-detik Saat Balita Jatuh ke Kandang Puluhan Ekor Buaya, Ibunya Pingsan, Hanya Tersisa Tengkorak
• Gerindra Tolak Tawaran Menteri, Sandiaga Suka Jadi Oposisi
• Rekomendasi Kuliner Yang Harus Dicoba Ketika Anda Berada di Penang, Malaysia
Susi pun menyambut postingan koordinator AMPIBI.
Dia langsung meminta Mohammad Hidayat fokus pada penangkapan ikan yang merusak kelestarian laut.
“Semoga laut Sulawesi bisa bebas dari Destruktive Fishing yg telah merusak terumbu karang,” balas @susipudjiastuti.
Sebab, kata Susi, hampir 70 persen terumbu karang di Sulawesi Selatan dan Tenggara sudah rusak berat karena penangkapan ikan dengan portas dan dinamit.
Susi pun meminta Hidayat untuk bisa tegas terhadap pengusaha yang bandel.
“Tangkap oknum pengusaha yang menyuplai dan membeli ikannya!” tandas Susi.
Seperti dikutip Wartakotalive.com dari kompas.com pada tahun 2009, ada sekitar 55 persen ekosistem terumbu karang di wilayah perairan laut Sulawesi Selatan rusak akibat ulah oknum nelayan.
Mereka melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat peledak berupa bom.
Cara penangkapan ikan seperti ini telah merusak ekosistem yang ada di bawah permukaan laut, termasuk terumbu karang taman nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar dan Sulsel.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel saat itu Iskandar.
Padahal, lanjutnya, saat memaparkan program kerja tahun 2009, terumbu karang yang ada di pulau-pulau dalam wilayah perairan laut Sulsel kondisinya cukup memprihatinkan karena sisa 45 persen yang masih baik untuk dilindungi dan dijaga kelestariannya.
Sedangkan taman laut Takabonerate yang merupakan taman laut ketiga terindah di dunia, tidak hanya terumbu karangnya yang rusak, melainkan juga mengancam jutaan spesies biota laut yang unik, termasuk lingkungan panorama sekitarnya yang cukup indah bisa tercemar akibat pemboman ikan ilegal itu.