Lihat Terumbu Karang Rusak di Laut Anambas, Susi Pudjiastuti Ancam Nelayan Begini
Saat bermain paddle board yang menjadi satu hobinya Senin (15/7/2019), Susi Pudjiastuti melihat kondisi terumbu karang terkena bom dan penggunaan pota
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti sempat melihat sendiri kondisi terumbu karang di Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.
Saat bermain paddle board yang menjadi satu hobinya Senin (15/7/2019), Susi Pudjiastuti melihat kondisi terumbu karang terkena bom dan penggunaan potas.
Kondisi terumbu karang itu dia bisa temukan di kedalam 2 sampai 3 meter.
Meskipun ada tumbuh, namun menurut Susi Pudjiastuti, terumbu karang itu butuh waktu lama untuk kembali normal.
• Pemko Tanjungpinang Lelang Jabatan Sekdako, Begini Sosok Sekdako Menurut Syahrul
• Oppo Reno 10x Zoom Edisi FC Barcelona Segera Rilis, Lihat Penampilan Hapenya
• Download Lagu MP3 Humph! Pentagon, Lengkap Lirik Lagu dan Video Klip
• Toyota Sumbang Angka Penjualan Terbesar di Juni 2019 Sebanyak 18.690 Unit
Susi Pudjiastuti berpesan kepada pengusaha ikan hidup.
Dia meminta agar tidak menerima dan memberikan barang yang dilarang ini kepada nelayan untuk menangkap ikan.

"Kalau masih dengar, saya kunci kapal ikan Hongkong masuk sini," ujar Susi Pudjiastuti di depan perwakilan nelayan saat berdiskusi di Pelabuhan Perikanan Antang Desa Tarempa Timur, Kecamatan Siantan Rabu (17/7/2019) siang.
Susi Pudjiastuti juga menyebut praktik mengambil ikan dengan cara ilegal sudah jauh berkurang, khususnya kapal ikan asing yang biasa berkeliaran di laut perbatasan Indonesia.
• Jika Anda Kena Tilang Elektronik, Begini Cara Mengurus Dendanya
• Biar Kekinian, Begini Lho Cara Buat Age Challenge yang Lagi Hits
• Pencarian Hari Ke-3, Fiqih Hael Daulay Belum Juga Ditemukan, Ini yang Dilakukan SAR Gabungan
• Toyota Sumbang Angka Penjualan Terbesar di Juni 2019 Sebanyak 18.690 Unit
Dia juga meminta kepada semua pihak untuk patuh dan tertib dalam menjaga kelestrian ikan.
Dia mencontohkan seperti ikan Napoleon yang diekspor hidup ke sejumlah negara, semisal Hongkong.
Di Anambas, ikan ukuran 8 ons dibudidaya sampai memenuhi ukuran standar ekspor 4 kilogram.
"Lebih dari itu (beratnya) lepas ke alam.

Kalau tidak, bisa-bisa tahun depan tidak dapat lagi Napoleon.
Ambilah untuk kelestarian usaha saudara.
Keberadaan ikan penting, sehingga ada dan banyak.
Sudah dijaga dari luar, masa sekarang dirusak dari dalam," ungkap Susi Pudjiastuti. (TRIBUNBATAM.id/Septyan Mulia Rohman)