Penurunan Suku Bunga Sudah Diperkirakan Pengusaha, Bahkan Bisa Lebih Turun Lagi
BI masih mungkin pangkas minimal 50 bps. Namun itu juga perlu melihat perkembangan transaksi berjalan dan kemungkinan penurun FFR ke depan
TRIBUNBATAM.ID, JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan BI 7DRR 25 basis poin disambut baik oleh pelaku pasar.
Ini terbukti dari pergerakan rupiah yang ditutup menguat Kamis (18/7/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, hari ini (18/7), kurs rupiah menguat 0,16% ke level Rp 13.960 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan Jakarta interbank spot dollar rate melemah 0,19% ke Rp 13.976 per dollar AS.
Langkah bank sentral ini sekaligus menjawab ekspektasi pasar bahwa suku bunga acuan akan turun di Bulan Juli ini.
• Astra dan Gojek luncurkan Gofleet di GIIAS 2019, Peluang Besar bagi Driver. Apa Itu?
• Toyota Luncurkan GR Supra di GIIAS 2019, Intip Fotonya
• Kamis (18/7) IHSG Ditutup Naik Tipis ke 6.403 Setelah BI Menurunkan suku bunga
• Usai BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Berada di Level Rp 13.948 per Dollar AS
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penguatan rupiah yang terjadi sore ini merupakan cerminan bahwa keputusan BI mendapat respons positif.
Ditambah lagi, langkah pemangkasan BI 7DRR sudah diprediksikan oleh pasar.
"Tadi juga disampaikan bahwa BI masih membuka ruang untuk pemangkasan kembali ke depannya, karena foreign liquidity dinyatakan masih bagus yang membuat rupiah menguat," jelas David, seperti dilansir TribunBatam.id dari Kontan.co.id.
David menilai pertumbuhan ekonomi masih cenderung moderat, bahkan menjurus stagnan di tahun ini.
Untuk itu, dibutuhkan semacam stimulus dan secara moneter, pemangkasan BI 7DRR cukup memungkinkan.
Menyusul, perkembangan inflasi dan ekspektasi current account deficit (CAD) yang diperkirakan bakal lebih rendah dari capaian 2018.
Untuk ke depan, peluang BI untuk kembali memangkas BI 7DRR juga masih terbuka lebar, seiring sinyal bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang bakal memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) di akhir Juli.
Prediksi David, The Fed berpeluang untuk memangkas FFR sebanyak 3-4 kali di tahun ini.
"Menyusul kondisi tersebut, BI masih mungkin bakal pangkas minimal 50 bps. Namun, itu juga perlu melihat perkembangan transaksi berjalan dan kemungkinan penurun FFR ke depan. Sehingga peluang BI pangkas BI7 DRR diperkirakan bisa 50 bps hingga 100 bps," ungkap David.
Dia memperkirakan, rupiah bakal berada di level yang sesuai dengan fundamental saat ini, yakni kisaran Rp 14.000 per dollar AS.
Menurut David, rupiah yang terlampau kuat belum tentu baik bagi kondisi sektor riil untuk menjaga stabilitas dan likuiditas.