6 Fakta Polisi Tembak Polisi Hingga TEWAS, Dari Tawuran hingga Tujuh Butir Bersarang di Kepala
Anggota Polri berpangkat brigadir memberondong rekannya sesama polisi berpangkat brigadir kepala (Bripka) dengan tujuh butir peluru hingga tewas di Ko
TRIBUNBATAM.id - Kasus polisi tega menembak polisi yang sedang bertugas jadi perhatian Polri.
Anggota Polri berpangkat brigadir memberondong rekannya sesama polisi berpangkat brigadir kepala (Bripka) dengan tujuh butir peluru hingga tewas di Kota Depok, Kamis (25/7/2019) malam.
• Sedang Berlangsung, Live Streaming Ishq Mein Marjawan, Sinetron India ANTV Hari Ini
• Surya Paloh Terang-terangan Dukung Anies di Pilpres 2024, Tanggapan Adian Napiatpulu Menohok
• Tak Jadi Hari Ini, Penertiban Kios Jembatan Satu Barelang Ditunda, Kapan?
• Ditinggal Ibu Sejak Bayi dan Ayah Gangguan Jiwa, ABG Ini Malah Dijual Tante, Polisi Bertindak
Bak kerasukan setan, Brigadir RT menembak Bripka RE secara membabi buta hingga tujuh kali tembakan.
Ini fakta-fakta yang diperoleh terkait peristiwa polisi tembak polisi tersebut:
1. Berawal dari tawuran
Peristiwa polisi tembak polisi itu bermula saat Bripka RE menangkap pelaku tawuran berinisial FZ dan menggiringnya ke markas Polsek Cimanggis, Kamis malam sekitar pukul 20.30 WIB.
Bripka RE yang merupakan warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Tapos, Depok, bermaksud melaporkan FZ ke bagian SPK Polsek Cimanggis yang diterima langsung oleh Kepala SPK 1 Ipda Adhi Bowo Saputro.
Selain menggiring FZ, Bripka RE yang kala itu berpakaian bebas turut membawa barang bukti celurit yang digunakan FZ untuk tawuran
2. Bripka RE Bertengkar dengan Brigadir RE
Orang tua FZ yaitu Z, mendatangi Polsek Cimanggis dan turut mengajak Brigadir RT, yang juga berpakaian nondinas, untuk menemani.
Z dan Brigadir RT tertulis sama-sama warga Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok.
Setelah sama-sama bertemu di Polsek Cimanggis, Brigadir RT meminta agar FZ jangan ditahan, melainkan dibina saja oleh orang tuanya.
Akan tetapi, permintaan Brigadir RT dibalas Bripka RE dengan nada bicara tinggi.
"Proses sedang berjalan dan saya sebagai pelapornya," jawab Bripka RE dengan suara tinggi kepada Brigadir Rangga, seperti tersebut dalam laporan.
Suara tinggi Bripka RE rupanya membuat Brigadir RT naik pitam.
3. Tujuh butir peluru ditembakkan ke tubuh Brigadir RE
Karena tak bisa mengendalikan emosinya, Brigadir RE mencabut senjatanya dan langsung memberondongkan senjatanya ke Bripka RT yang membuat polisi tersebut langsung roboh.