Gunung Merapi Meletus
Astaga, Relawan Turut Tewas Terlibas Lahar Panas
Seorang relawan bencana letusan Merapi dari Taruna Tanggap Bencana (Tagana) ditemukan tewas,
Hal itu dikatakan oleh Darmini (22), adik ipar korban,
setelah mendapatkan informasi dari RS DR Sardjito, Yogyakarta. "Kita
dapat informasi dari temannya sesama relawan, kalau sekarang jenazah
kakak ipar saya ada di RS DR Sardjito," kata Darmini, Sabtu,
(06/11/2010), di Stadion Maguwoharjo.
Darmini menjelaskan kakak
iparnya itu ditemukan setelah petugas melakukan evakuasi korban sapuan
awan panas Merapi yang berada di Dusun Banjarsari, Glagaharjo,
Cangkringan. "Kakak ipar saya jaga logistik di posko Glagaharjo. Kan
malam-malam, mungkin dia ketiduran. Terus baru dievakuasinya sekarang,"
ujarnya.
Mendengar informasi tersebut, istri korban Darwanti (26)
hanya bisa menangis sesenggukan sambil menggendong anak tunggalnya
bernama Wahyu Imam Ramadhan yang masih berusia lima tahun. Ia tampak
syok dan belum bisa diajak bicara.
Menurut relawan lainnya yang
tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa jenazah Ariatno sebetulnya
sudah ditemukan kemarin. Tetapi jenazahnya belum bisa dievakuasi karena
aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Berkali-kali suara gemuruh
terdengar jelas di telinga. Arah gemuruh itu berasal dari gunung
tersebut. Diperkirakan, selain Ariatno, masih ada tujuh orang lagi yang
belum terevakuasi.
"Saat pencarian di Kantor Kepala Desa
Glagaharjo, yang jadi bekas lokasi posko pengungsiaan kemarin, sudah
kelihatan tangannya. Tapi karena suara gemuruh dan kondisinya tidak
memungkinkan akhirnya ditunda. Hari ini jenazahnya baru dievakuasi,"
ujarnya.
Menurut anggota Basarda, Pongky Arwendo, diperkirakan
masih ada 15 korban tewas di Desa Glagaharjo, Cangkringan, yang sampai
sekarang belum dapat terevakuasi. Posisi korban berada tersebar di
beberapa rumah. "Tim evakuasi belum bisa masuk karena masih panas,"
terangnya.