Jelang Semifinal Liga Champions
Analisa Bung Chris : Rangnick Bikin Sir Alex Panik
Rangnick Bikin Sir Alex Panik..

Soal prestasi antara Schalke dan Manchester United
dalam kompetisi musim ini sangat jauh berbeda. The Reds julukan MU
saat ini bertengger sebagai pemuncak klasemen Liga Premiere, sementara
tim asuhan pelatih Rangnick justru terseok-seok pada papan tengah.
Bahkan untuk tingkat Liga Champion justru ini kali pertama klub asal
Jerman tersebut lolos sampai babak semi final , bandingkan dengan MU
yang pernah meraih juara sebanyak tiga kali dan salah satunya ketika
berlangsung di stadion Wembley pada tahun 1968.
Namun justru pada penyelnggaraan Liga Champion musim ini, prestasi
Schalke justru mengejutkan dengan salah satunya menyingkirkan juara
bertahan Inter Milan dengan skor yang cukup telak masing masing 5-2 saat bermain di markas klub Inter San Siro, Italia serta skor 2-1 ketika bertindak selaku tuan rumah.
Catatan prestasi Raul
dkk bisa dibuktikan dengan rekor tak terkalahkan dalam partai kandang
serta produktifitas gol yang cukup fantastis dengan aggregate 10-3
pada kualifikasi grup, dilanjutkan dalam babak knock - out, tim asuhan
pelatih Ralf Rangnick tersebut total mengemas 21 gol, bandingkan dengan MU sebanyak 12 gol.
Sementara itu, tim asuhan pelatih Alex Fergusson memiliki catatan
buruk tatkala bersua dengan klub asal Jerman, kecuali untuk final Liga
Champion tahun 1999 yang secara dramatis menumbangkan Bayern Munchen. Selebihnya tersingkir saat menjalani babak knock out, masing - masing saat bersua Munchen musim lalu, berikutnya Dortmund (1997), Leverkusen (2002).
Catatan rekor tersebut bisa menjadi sinyal bagi Sir Alex pelatih
Manchester United dalam melakoni laga tandang Rabu (27/4) dini hari
nanti bertempat di stadion Veltins Arena , markas klub Schalke. Perlu
disikapi bahwa kapasitas Raul dkk untuk membuat kejutan sangat
dimungkinkan, bandingkan produktifitas klub asuhan pelatih Rangnick
menjelang partai semi final tersebut, 21 gol, bandingkan dengan MU yang
mencetak 12 gol.
Patut diwaspadai serangan Schalke senantiasa
berawal dari overlap yang dilakukan oleh kedua wing backnya. Baik
Uchida maupun Sarpei rajin melakukan sering ikut naik untuk membantu
daya gedor dalam mensuplai bola bagi lini tengah yang dimotori oleh
Jurado-Kluge-Farfan. Kecepatan yang dimiliki oleh Raul maupun Huntelaar dalam menerima bola crossing menjadikan situasi kemelut di kotak penalti lawan.
Lewat permutasi yang dilakukan oleh Raul maupun Huntellar bisa mengakibatkan lini pertahanan MU melakukan pengawalan dan bahkan tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran di kotak penalti kiper Edwin Van De Sar. Duet Vidic- Rio saat ini mudah terprovokasi oleh striker yang licik dan ulet macam Raul, kecerdikan pemain asal Spanyol tersebut musti diwaspadai..
Bila terjadi tendangan bebas pada area
terlarang pertahanan M.U jelas menjadi tugas bagi Farfan maupun Raul
yang dikenal memiliki tendangan canon ball yang dibuktikan tatkala
menumbangkan Valencia maupun Inter Milan. Pelatih Rangnick jelas akan
memanfaatkan unsure kecepatan buat membongkar pertahanan tim asuhan
pelatih Alex Fergusson.
Bagi pelatih Alex, menduetkan Vidic-Rio lebih pada menfaatkan faktor pengalaman untuk mengamankan lini pertahanan, harus diakui bahwa Rio masih belum bisa tampil prima akibat faktor cidera yang dialami sehingga sulit tatkala menghadapi lawan yang mengandalkan kecepatan, namun bila Smiling yang menggantikan peran Rio masih lemah dirasakan kurang dalam menutup lubang yang ditinggalkan oleh Vidic.
Ronney dkk menyadari bahwa untuk urusan bola atas secara fisik dua tembok kembar tim Schalke sudah siap menghadap yaitu Howedes - Metzelder yang unggul bola atas, memainkan lebar lapangan dan memanfaatkan kecepatan Ji Sung atau Giggs merobek lini pertahanan Schalke adalah yang lebih dimungkinkan untuk diumpan secara datar yang dimanfaatkan oleh Berbatov atau Rooney yang masuk lewat second line
Peran gelandang bertahan menjadi kunci dalam perebutan lini tengah, pada kubu MU jelas berharap pada Fletcher atau pemain senior Sochles untuk mengisi peran tersebut, untuk kubu Schalke akan diperankan oleh Kluge dan Baumjohann yang selama ini sudah menyatu.
Serangan lewat sayap akan menjadi pemandangan yang akan dilakukan oleh para pemain klub Schalke, sementara tim asal Inggris tersebut seperti biasa pola kick and rush dengan variasi sayap yang akan diperankan oleh Giggs menjadi variasi dalam membongkar pertahanan Metzelder dkk.
Pendukung Manchester berharap timnya lolos ke final yang dimainkan di Wembley stadium,
sementara kubu Schalke tetap berharap membuat kejutan dan untuk pertama
kalinya lolos final Liga Champion, menarik kita saksikan.