Tragedi Desa Limbang Jaya
Dar, Der, Dor! Peluru Brimob Tembus Kepala Angga
tewas di tempat setelah kepalanya ditembus peluru diduga dari tembakan aparat Brimob Polda Sumsel yang menyusuri Desa Limbang Jaya
TRIBUNNEWSBATAM, INDRALAYA - Siswa kelas 1 MTs Tanjung Pinang bernama Angga (11), warga Desa Tanjung Pinang II, Kecamatan Tanjungbatu, Kabupaten Ogan Ilir (OI) tewas di tempat setelah kepalanya ditembus peluru diduga dari tembakan aparat Brimob Polda Sumsel yang menyusuri Desa Limbang Jaya, Jumat (27/7/2012) pukul 15.30.
Korban tergeletak bersimbah darah di depan Masjid Darussalam Desa Limbang Jaya I Dusun II RT 02 RW 02 Limbang Jaya Kecamatan Tanjungbatu. Sementara empat warga lainnya mengalami luka-luka diduga juga akibat tembakan peluru nyasar.
Mereka bernama Rusman (36) luka di lengan kiri, Yarman (45) luka di lengan kiri atas, Farida (49) luka lengan kanan atas dan Jesika luka kena pecahan kaca akibat tembakan peluru ke kaca rumah.
Korban diketahui merupakan warga Desa Limbang Jaya I yang berada di lokasi terjadinya tembakan oleh aparat Brimob.
Sementara korban Angga, saat kejadian berada di jalan depan Masjid Assadah menjadi korban sasaran peluru. Bahkan rumah Zawawi (75) kaca rumahnya pecah dihantam tembakan.
Menurut warga, saat kejadian, satu pasukan Brimob masuk melalui arah darat berada di posisi ujung jalan poros tengah desa arah Utara, menyusuri desa.
Belum diperoleh informasi mengapa anggota Brimob menyelusuri desa. Kemudian, terdengar bunyi pukulan beduk persis saat masuk salat Ashar.
Pasukan Brimob ini merasa mereka akan dikepung warga sehingga memberikan tembakan ke atas.
Pada saat bersamaan ternyata ada satu pasukan Brimob lagi yang berada di sebelah selatan jalan poros tengah desa arah keluar kampung menuju jalan Ke Tanjungbatu atau keluar desa. Pasukan ini bergerak mendekat lokasi arah masjid menuju Dusun II Limbang Jaya.
Diduga karena salah informasi dari pasukan Brimob pertama yang merasa dikepung akhirnya pasukan Brimob yang baru masuk desa mengeluarkan tembakan bertubi-tubi hingga sebagian pelurunya ada yang diduga mengenai para korban dan kaca rumah warga.
Zawawi, yang kaca rumahnya pecah sangat emosi. Kepada Sripoku.com dia mengungkapkan mengutuk aksi penbembakan yang dilakukan aparat brimob.
"Waktu tembakan itu kami berada di dalam rumah. Untung tidak ada keluarga kami yang kena peluru. Hanya kaca rumah saya yang pecah," kata Zawawi seraya mempertanyakan ada apa brimob berlaku begitu kepada masyarakat Desa Limbang Jaya.
"Kami menilai ini bukan masalah PTPN lagi. Mengapa brimob menembaki warga di tengah desa, padahal tidak ada aset PTPN di desa ini," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres OI, AKBP Deni Dharmapala, belum mau memberikan keterangan atas kejadian penembakan yang terjadi di Desa Limbang Jaya tersebut.
Kronologi
Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Jumat (27/7/2012) pukul 15.30 menjadi mencekam. Ratusan warga yang sempat berkumpul kocar-kacir setelah diberondong tembakan dari pasukan Brimob Polda Sumsel.
Pasukan yang berang dilempari batu akhirnya obral amunisi. Rentetan tembakan diarahkan ke massa. Desingan peluru membuat warga berhamburan menyelamatkan diri. Namun malang bagi Angga (11). Bocah yang duduk di kelas I MTs ini tewas terkena peluru. Ia terkena luka tembak di bagian kepala, tepatnya di belakang telinga sebelah kanan tembus hingga mengenai mata.
Angga tewas di depan Masjid Darussalam, Desa Limbang Jaya I , Dusun II RT 02/RW 02 Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel.
Sementara itu, tiga dari enam warga yang terkena tembakan diketahui bernama Rusman, Yarman, dan Parida. Ketiganya menderita luka tembak di beberapa bagian tubuh, seperti di dada, tangan, bahu, dan kaki. Ketiganya masih dirawat intensif di Ruang Emergency RS Bhayangkara Palembang. Sementara tiga lainnya masih dikabarkan berada di desa mereka.
Bunyikan Kentungan
Di RS Bhayangkara, raut muka sedih begitu terlihat dari wajah mereka yang menunggui ketiga pasien. Salah satunya, Asia (29), adik dari Parida (korban luka tembak).
“Kakak saya saat itu lagi berkumpul dengan warga lainnya. Tiba-tiba, ada Brimob datang dengan menggunakan empat truk. Karena takut, kakak dan teman-temannya memanggil warga lainnya dengan membunyikan kentungan,” kata Asiah, dengan mata memerah dan suara yang terputus-putus.
Itulah permulaan timbulnya bentrok antara warga Desa Limbang Jaya dengan ratusan anggota Brimob. Dikatakan Asiah, saat warga datang setelah mendengar suara kentungan, beberapa diantara warga ada yang melempar pasukan Brimob dengan batu. Aksi mereka yang melempar ini selanjutnya diikuti oleh ratusan warga lainnya. Anggota Brimob pun berusaha menghentikan tindakan itu dengan menembakkan senjata api mereka tanda peringatan.
Sayangnya, tembakan peringatan itu diacuhkan oleh warga. Mereka terus melempari anggota Brimob dengan batu. Jumlah yang melempar semakin banyak. Tidak lama kemudian, sekitar enam truk yang menampung anggota Brimob dan Gegana datang ke lokasi bentrok.
Tanpa ampun, mereka yang baru datang langsung menembakkan senpi laras panjang. Warga pun langsung mundur dan berlari ketakutan.
“Jumlah anggota Brimob dan anggota Gegana sudah lebih banyak daripada kami. Apalagi, mereka menggunakan senpi. Sebab itu, kami mundur,” ujar Asiah.
Saat mundur, enam warga menjadi korban. Bahkan, Angga yang kebetulan sedang berada di lokasi kejadian, ikut kena tembak hingga tewas di lokasi kejadian.
Terkait identitas dari warga yang pertama kali melakukan pelemparan, Asiah mengaku tidak mengenal mereka. Wanita yang sejak lahir berada di Desa Limbang Jaya ini mengaku baru satu kali melihat mereka yang pertama kali melakukan pelemparan tersebut.
Sementara rilis yang diterima Sripo, Jumat (27/7) malam dari Walhi Sumsel, membenarkan adanya aksi penembakan, yang mengakibatkan lima orang luka tembak dan kritis. (trs/cw6/mg2/rel)