finance

Mandala Hidupkan Rute Lama

Setelah fokus ekspansi pembukaan rute regional, manajemen Mandala berkomintmen untuk menghidupkan kembali semua rute penerbangan domestik

zoom-inlihat foto Mandala Hidupkan Rute Lama
Tribunnews Batam / Istimewa
Pesawat Mandala
TRIBUNNEWSBATAM, JAKARTA - Setelah fokus ekspansi pembukaan rute regional, manajemen Mandala berkomintmen untuk menghidupkan kembali semua rute  penerbangan domestik yang pernah diterbangi sebelum tutup karena masalah keuangan.

Devin Wirawan, Investment Manager Saratoga Capital, menuturkan Saratoga Capital sebagai investor keuangan telah menyiapkan sejumlah dana untuk menghidupkan kembali sejumlah rute domestik tersebut. Namun, Devin enggan menyebutkan besaran dana yang akan diinvestasikan.

"Kami serius menggarap bidang ini. Berapapun dana yang dibutuhkan, kami siap," kata Devin.

Sebelum Mandala tutup karena didera masalah keuangan, Mandala memiliki 17 rute dan berkonsentrasi pada jalur penerbangan utama seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Pangkalpinang, Jambi, Bengkulu Semarang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, Yogyakarta, dan Tarakan.

Jusman Syafii Djamal, Komisaris Utama Mandala Airlines, menuturkan bantuan dana segar dari investor yaitu Saratoga dan Tiger Airways, dipastikan bisa merealisasikan target Mandala yang bakal menghidupkan rute domestik yang pernah ada.      

Tapi salah satu masalah yang bakal dihadapi Mandala untuk menghidupkan rute doemstiknya yaitu soal slot penerbangan di bandara tujuan.

"Yang jadi masalah kalau slotnya padat. Butuh waktu untuk bisa masuk lagi ke pasar domestik. Tapi kami akan lakukan itu secara bertahap," papar Jusman.

Sebelumnya, setelah berhenti beroperasi karena masalah utang pada 12 Januari 2011. Akhirnya Saratoga dan Tiger Airways Holdings Ltd mengakuisisi Mandala pada akhir September 2011.

Proses akuisisi tersebut selesai dengan ditandatanganinya perjanjian jual beli bersyarat, total 68,54 juta saham Mandala saat ini dikuasai sebanyak 35,17 juta saham atau 51,30 persen oleh PT Karya Surya Prima (anak perusahaan Saratoga) sebagai investor keuangan.

Lalu 22,61 juta saham atau 33 persen oleh Roar Aviation Pte Ltd (anak perusahaan Tiger Airways Holdings) sebagai investor strategis, sebesar 15 persen dipegang oleh 345 kreditor pemilik piutang Rp 2,45 triliun, serta 0,7 persen sisanya dimiliki pemegang saham terdahulu yaitu PT Cardig International Aviation dan Indigo Indonesia Investments Sarl.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved