Pulau Paku Dulu Tempat Orang Buang Emas

Pulau Paku yang terletak seberang Pulau Penyengat dulu jadi tempat buang emas sebagai syarat dilangkan sial.

zoom-inlihat foto Pulau Paku Dulu Tempat  Orang Buang Emas
tribunnewsbatam.com/widodo
Syamsul Bahrum ketika berada di kelong belakang rumahnya di Teluk Keriting. Dari tempat ini bisa melihat Pulau Paku yang tampak seperti gundukan pasir memanjang jika air sedang surut.
Laporan Tribunnews Batam, Novyana Handayani

TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG- Senja hampir tiba, dari kejauhan sejumlah orang tampak masih asyik mencari gonggong di Pulau Paku, Kamis (15/11). Diterpa cahaya matahari yang hampir tenggelam, sosok para pencari gonggong itu hanya terlihat seperti siluet dari kejauhan. Sulit menghitung jumlah mereka, namun itulah yang dilakukan warga sekitar Teluk Keriting saban sore hari. Mencari gonggong, sampai ke Pulau Paku.

"Di sana (Pulau Paku) gonggong memang banyak daripada di sini. Makanya banyak yang ke sana," ujar seorang ibu, warga Teluk Keriting yang juga tengah mencari gonggong, di tepi perairan Tugu Pensil.
Meski tahu banyak gonggong di Pulau Paku, ibu tersebut mengaku tak pernah menginjakan kaki di sana. Untuk ke sana, diperlukan kendaraan berupa pompong ataupun sampan. Orang- orang yang mencari gonggong ke pulau itu, biasanya urunan membeli bahan bakar pompong.

Dedi, adalah satu dari warga yang pernah mencari gonggong di Pulau Paku, termasuk sore hari itu. Ia sudah berangkat sejak pukul 15.00 dan baru kembali setelah matahari terbenam. Pulau Paku, tempat mereka mencari gonggong, tak berpenghuni. Hanya berupa daratan kosong, nyaris tanpa pepohonan. Sebenarnya pulau tersebut berupa delta, yang terbentuk dari pertemuan dua arus laut. Dimana pertemuan arus membawa lumpur dan tanah, yang akhirnya mengendap menjadi daratan.

Luas Pulau Paku sendiri tergantung kondisi laut. Bila air sedang pasang, maka luas pulau menjadi lebih sempit. Namun jika air surut, seperti sore itu, ukurannya menjadi lebih luas. Nyaris tak ada yang tahu awalnya, namun sebagian orang mengenal Pulau Paku sebagai tempat pembuangan emas.
Hal itu dibenarkan Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan yang sejak kecil menetap di Teluk Keriting. 
"Dari dulu memang orang biasa buang emas di sana, kalau akan meninggalkan Tanjungpinang," sebut Tatik beberapa waktu lalu.

Hal itu dianggap sebagian orang yang melakoninya, sebagai aksi buang sial. Emas yang dibuang ke sekitar perairan di Pulau Paku dianggap sebagai syarat. Agar harta yang mereka peroleh selama di Pulau Bintan, tak hilang atau habis di tempat yang baru nanti.

Seorang paranormal bernama Efendi menyebut, buang emas itu sebagai ritual saja, meski sebenarnya tidak ada hal yang istimewa di pulau tersebut. "Karena ada yang bilang, begitu sampai di tempat baru harta mereka habis begitu saja. Ada yang karena terbakar atau sakit parah, sehingga mengeluarkan banyak uang," sebut Efendi.

Menurut dia, emas-emas yang dibuang di sana tidak bisa diambil orang lain. Diyakini, jika ada yang mengambil emas dari Pulau Paku, ia justru akan mengalami celaka. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved