Seafood Restaurant Nelayan Populer Sampai Eropa dan Amerika
Beragam hasil laut, merupakan potensi bisnis kuliner, juga, pasar yang meramaikan industri pariwisata.
Laporan Wartawan Tribun Batam, Aminuddin
TANJUNGPINANG, TRIBUN - Sebagai daerah kepulauan, Pulau Bintan surga bagi penggemar seafood. Beragam hasil laut, merupakan potensi bisnis kuliner, juga, pasar yang meramaikan industri pariwisata.
Seafood Restaurant Nelayan, salah satu yang memadukan antara bisnis kuliner dengan pariwisata.
Susanto, pemilik restoran, mengatakan, restoran yang ia buka sejak 1980 itu, pada bulan tertentu, akan menerima tamu asal Singapura, Malaysia hingga Kanada.
Dengan profil pengunjungnya seperti itu, bisa dibayangkan sajian seafood apa yang akan dihidangkan.
“Tamu Singapura ramai datang pada bulan bulan enam. Waktu itu merupakan waktu liburan sekolah di Singapura,” ucapnya pada Tribun, di restoran miliknya di Jalan Sei Jang, Sabtu (3/5).
Bekerja sama dengan biro traveling di Lagoi, tamu tamu domestik dan mancanegara di Lagoi akan diajak berpetualang menikmati sensasi menu-menu yang di restoran tepi Sungai Sei Jang ini. Iwan, dengan kelihaian masaknya, siap-siap menghadirkan kejutan kejutan menu bagi tamu.
“Warga Singapura biasa pesan steam tio chiu,” ucapnya. “Sistem penyajian yakni, tamu pesan, lalu kami masak dan olah. Ikan, biasa kerapu, segar, sebab sebelum diolah masih hidup,” jelasnya.
Soal harga, relatif, Anda yang menilainya. Sebab, selain steam tio chiu, pilihan menunya sangat banyak. Dari dapur Hongkong, sampai dapur lokal. Namun, bagi travelita, pengalaman bersantap segalanya.
“Sejauh ini, tamu puas, dan terkesan dengan masakan di sini,” timpal Iwan. Itu juga diamini Tria, staf yang mengurusi cost santapan.
Menurut Susanto, seafood restoran nelayan memang hadir untuk menjawab keinginan bersantap hasil tangkap nelayan berbeda.
“1980 hampir tak ada restoran seafood. Di Bintan, waktu itu ada di Kijang satu satunya,”paparnya.
Bangunan kala itu berupa panggung seserhana. Tahun 2005 Susanto akhirnya menyulapnya menjadi restoran mewah dan besar.
Soal gagasan membuka usaha seafood, ide itu selain karena usaha seafood sedikit, Tanjungpinang malah tak ada di tahun 1980 juga latar belakang Susanto sendiri.
“Orang tua nelayan. Kami tujuh bersaudara, saya anak ketiga, dari profesi itu kami hidup. Jadi saat buka resto ini, seafood pas. Potensinya besar. Siapa sih tak suka makanan laut?" ucap ayah tiga anak ini.