Musabaqah Tilawatil Quran 2014

33 Anak Punk dan Gelandangan di Jodoh Lari Tunggang Langgang

Belasan anak punk seputaran Jodoh, Batam, lari tunggang-langgang menghindari kejaran aparat kepolisian, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Tribunnewsbatam.com/Argianto DA Nugroho
Razia Polresta Barelang Jumat (27/9/2013) dini hari itu, polisi mengamankan 33 anak punk yang tersebar di daerah Jodoh, Nagoya, dan Fanindo. Setelah menjalani sidang tindak pidana ringan (tipiring), anak-anak punk dibina oleh Dinas Sosial dan Pemakaman selama tujuh hari. 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Anne Maria Silitonga

BATAM, BATAM - Belasan anak punk seputaran Jodoh, Batam, lari tunggang-langgang menghindari kejaran aparat kepolisian, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Kamis (8/5) malam.

Dalam razia pekat (penyakit masyarakat) yang dilakukan gabungan beberapa instansi itu, terlihat belasan anak punk yang berpenampilan kumal itu sempat melawan saat akan diangkut ke dalam mobil Satpol PP.

Mereka yang terjaring saat itu terlihat sedang mengamen di simpang lampu merah, dan sebagian lagi hanya nongkrong-nongkrong saja. Seakan sudah terbiasa, akhirnya mereka pun pasrah saat dipaksa masuk ke dalam mobil untuk dibawa ke mako Satpol PP.

"Nggak tahu kak kenapa diangkut. Tanya-tanya sama yang lain sajalah. Jangan tanya saya, itu sama teman-teman lain saja," ujar salah satu anak punk yang enggan berbicara.

Tak cuma mereka, Satpol PP pun berhasil mengangkut anak punk lain di sekitaran Tanjung Uncang. Dan beberapa anak-anak jalanan yang sedang berjualan koran.

Menurut Kepala Satpol PP, Hendri yang memimpin razia gabungan tersebut, razia akan mulai dilakukan tiap hari untuk persiapan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional ke-25.

"Mulai malam ini kami intensif untuk melakukan razia pekat, salah satunya penertiban anak punk, gelandangan dan pengemis. Ini dalam rangka persiapan MTQ nasional, karena kita takut mereka akan menggangu pelaksanaan acara. Apalagi pengemis ini, pokoknya dalam sebulan ini harus bersih," kata Hendri tegas.

Anak-anak pengemis dan gelandangan tersebut pun langsung dibawa ke Dinas Sosial. Sementara anak-anak punk diinapkan di mako Satpol PP untuk dikembalikan esok harinya ke daerah masing-masing.

"Kami kemarin masih berikan toleransi untuk berubah. Tapi mereka masih begini juga pola hidupnya. Jadi besok kami akan terus lakukan razia, kalau besok mereka ada lagi kami tangkap lagi.

Ini kita data dulu baru besok dikembalikan. Kesal juga, awak kena marah warga tiap hari, pusing jugalah gara-gara anak punk ini. Habis saya kena maki-maki warga terus, dibilang tak ada kerja," tutur Hendri.

Apalagi menurut Hendri saat ini keberadaan punk semakin meresahkan warga. Anak-anak punk, katanya tidak sedikit yang sudah melakukan tindakan ke arah kriminal.

"Ada indikasi pembakarankan kemarin di Batuaji. Sudah mulai gila anak-anak ini semua, sudah mau mereka melakukan tindak kriminal. Kalau untuk anak-anak gelandangan dan pengemis ini kami bawa ke Dinsos dan panggil orangtuanya," kata dia.

Dalam razia tersebut terjaring 33 orang, yang mana 19 orang adalah anak punk, dan 13 sisanya pengemis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved