Musabaqah Tilawatil Quran 2014

MTQ Nasional Wujud Konkret Persahabatan Antarumat Beragama

MTQ Nasional XXV wujud konkret hubungan persahabatan umat beragama yang terjalin di Kota Batam.

Tribun Batam/Argianto D. A. Nugroho
Presiden Republik Indonesia, DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono menabuh beduk tanda dimulainya perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional XXV di Dataran Engku Putri, Kota Batam, Kepulauan Riau, Jumat (6/6/2014) malam. Agenda MTQ mulai 5 Juni dan berakhir 14 Juni 2014. Acara penutupan akan dilakukan oleh wakil presiden, Prof. Dr. H. Boediono, MEng. 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Anne Maria Silitonga

BATAM, TRIBUN - Agenda Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi perwujudan konkret hubungan persahabatan umat beragama yang terjalin selama ini di Kota Batam.

Setidaknya hal tersebutlah yang terungkap dari Romo Lucius, tokoh agama Katholik di Kota Batam saat disinggung mengenai pelaksanaan MTQ yang sudah berlangsung di Kota Batam.

Batam dipercaya menjadi tuan rumah MTQ Nasional, menurutnya adalah hal yang sangat menakjubkan. Apalagi Batam memang menjadi daerah Indonesia mini, yang mencerminkan toleransi antaretnis dan antaragama.

"Momen ini jadi wujud nyata dari hubungan persahabatan yang terjalin selama ini antara umat Katholik dan muslim," ujar pria yang sehari-hari memberikan pelayanannya di Gereja Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam, Kamis (12/6/2014).

Untuk memeriahkan MTQ, kala itu, pihaknya sendiri sudah menghadiri berbagai rangkaian pra even. Dan turut hadir di pembukaan, yang juga menampilkan acara-acara budaya.

"Di pembukaan ada acara budayanya. Supaya tidak semua menampilkan nyanyian dan tarian, kami berkoordinasi dengan panitia kira-kira acara apa yang akan kami tampilkan. Supaya makin banyak warnalah dalam acara," ucapnya.

Romo Lucius pun menghimbau agar umat Katholik dapat menikmati kegiatan MTQ Nasional XXV dalam kapasitasnya sebagai saudara yang ikut menyaksikan acara akbar itu.

"Keterlibatan kan banyak bentuknya. Ada yang keterlibatan penuh melalui ikut dalam acara non-intinya.”

“Seperti pawai budaya dan lainnya. Atau pergi saja dan menonton kegiatan itu, serta mengalami langsung, menyaksikan langsung momen spiritual yang terkandung dalam acara.”

“Dengan begitu apa yang jadi inti MTQ, yakni membawa harmoni dalam keberagaman, bukan sekedar kalimat belaka," ujar Romo Lucius.

Bukti Islam Rahmatan Lil Alamin

Bantuan yang diberikan oleh seluruh umat beragama dan etnis di Kota Batam terhadap pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV akhirnya membawa pada Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

"MTQ Nasional sangat luar biasa. Mulai dari persiapan, astaqa, jalan-jalan yang diperbaiki. Bahkan ada satu lagi yang ditampilkan dalam MTQ Nasional, yaitu Pameran Peradaban Islam (PPI).”

“Belum pernah dilakukan sepanjang MTQ. Artinya kita harapkan dari sini, perjalanan Islam pada akhirnya bahwa Islam itu Rahmatan Lil Alamin. Membawa rahmat untuk semua," tutur Didi Suryadi, tokoh agama Islam Kota Batam.

Sikap ketua umum panitia yang mengajak seluruh umat ikut terlibat dalam acara, hingga kesediaan para tokoh agama lain untuk membantu, kata Didi benar-benar membuktikan bahwa harmoni dalam keberagaman itu nyata.

"Yang pada akhirnya MTQ Nasional ini akan memberikan warna baru bagi persahabatan antarumat dan etnis di Batam selam ini. Sekaligus membuktikan bahwa memang Islam Rahmatan Lil Alamin," katanya mempertegas.

Didi pun sangat berharap masyarakat Kepulauan Riau, khususnya masyarakat Kota Batam yang beragama Islam dapat secara bersama-sama menyiarkan MTQ Nasional.

Jadi Kebanggaan Masyarakat

Kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV, akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kota Batam.

Setidaknya kesan itulah yang pertama kali diungkapkan oleh Tantimin, tokoh pemuka agama Kong Hu Chu, saat menanggapi pelaksanaan MTQ yang dimulai pada 5 Juni 2014 lalu.

Ia pun merasa senang dan berharap umat Kong Hu Chu lainnya, bisa ikut merasakan kebahagiaan tersebut dan turut memberikan dukungan agar agenda ini berjalan lancar selama pelaksanaan.

"Senang sekali Provinsi Kepri dapat menyelenggarakan kegiatan se-spektakuler itu. Ini jadi kebanggaan Kota Batam, jadi tempat pelaksanaan even besar," ucap Tantimin, tokoh agama Khong Hu Chu.

Pria yang berprofesi sebagai pengusaha itu pun mengimbau agar umat Kong Hu Chu di Kepri khususnya Batam, dapat ikut menjaga agar berjalan aman, lancar, dan sukses.

"Kami sangat mendukung acara ini, meskipun bukan kegiatan agama Kong Hu Chu. Saya meminta agar kita semua bisa jaga kekompakan, keharmonisan, dan kerukunan antarumat beragama. Ini even kita bersama," kata pria itu.

Sama seperti tokoh dan umat agama lain, saat pembukaan, pihaknya pun turut andil pada pelaksanaan MTQ itu.

"Kami ikut parade lintas agama saat pembukaan MTQ nanti. Kami sudah beberapa kali ikut rapat membahas hal ini bersama wagub. Tindaklanjutnya seperti apa, masih dibahas," ujar Tantimin.

Kunjungan Wisata Religius Meningkat

Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional XXV di Batam, Kepulauan Riau, yang dibuka 6 Juni 2014 membawa banyak sisi manfaat bagi Kepri khususnya Batam.

I Wayan Catrayasa, tokoh pemuka agama Hindu di Batam kepada Tribun menyatakan banyaknya kunjungan ke Batam, dan Kepri umumnya juga akan berimbas pada meningkatnya kunjungan wisata religius.

"Kita merasa bersyukur, berbahagia diberi kepercayaan jadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ nasional. Berarti Batam dipercaya aman, dan nyaman. Kerukunan antarumat beragama di Batam tak bermasalah," ucap I Wayan senang.

Dengan kedatangan para kafilah, serta wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang ingin melihat acara itu otomatis akan meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Batam.

"Dengan meningkatnya kunjungan wisata religius ke Batam, akan meningkatkan perekonomian kerakyatan di Batam, 34 provinsi yang datang ke Batam.”

“Transportasi, akomodasi, makan mereka selama 7 hari, tentu akan berdampak pada perekonomian. Pendapatan asli daerah Batam akan meningkat," ucap dia memberikan penilaian.

Karena even itu jugalah, menurutnya, pemerintah pusat semakin memberikan perhatiannya kepada Batam, dan Kepri. Salah satunya dengan menambah pembangunan infrastruktur di Batam.

"Ada penanaman pohon, pembangunan Islamic Centre. Kalau tidak ada MTQ nasional, mungkin tidak ada penambahan infrastruktur. Intinya kita berusaha menjual Batam di mata nasional," kata I Wayan.

Ia pun mengimbau umat Hindu di Batam mendukung sepenuhnya pelaksanaan MTQ Nasional XXV itu.

"Mari kita dukung sepenuhnya. Jangan dilihat dari akidahnya yang berbeda, yang terpenting kita di Batam dan tetap satu tujuan," ajaknya.

Untuk saling menghormati, ia pun menghimbau agar sesama warga Batam dapat saling mengawasi untuk tidak melakukan hal-hal buruk.

Contoh paling sederhana, ia meminta agar warga Batam, khususnya umat Hindu bisa berpakaian lebih sopan.

"Jangan berpakaian tidak senonoh, seperti pakai baju you can see. Tunjukkan suasana keislaman selama pelaksanaan MTQ," katanya berpesan.

Dari umat Hindu, kata dia, siap memberikan bantuan tenaga, jika diperlukan.

"Apa yang bisa kami lakukan, kami siap membantu. Harapan kami semoga Kepri bisa menjadi juara umum. Kami siap jadi garda terdepan.”

“Mudah-mudahan dengan MTQ kita semakin termotivasi menjaga Batam tetap kondusif, sehingga investor asing banyak berinvestasi di Batam," kata I Wayan penuh harap.

Peluang Mempromosikan Kepri

Di usianya yang relatif muda, Kepulauan Riau sungguh sangat istimewa karena diberikan kepercayaan untuk mampu menyelenggarakan perhelatan se-akbar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV.

Tentu saja, hal itu merupakan suatu kehormatan bagi seluruh rakyat Kepri, sekaligus menjadi peluang emas bagi masyarakat Kepri.

Pendeta Hanny Andreas, tokoh agama Kristen Protestan di Kota Batam mengungkapkan even MTQ Nasional dapat dijadikan peluang secara langsung bagi Kepri memperkenalkan semua potensinya.

Baik potensi ekonomis, sosial budaya, dan lainnya yang dimiliki Kepri secara nasional maupun international.

"Ini satu kehormatan buat kita semua. Kapanlagi kita bisa mempromosikan Kepri dimata nasional dan internasional.”

“Tentu saja saya ingin mengajak semua umat Kristiani untuk sejenak keluar dari "sangkar" kita dan berdiri sebagai warga Kepri.”

“Niscaya kita akan melihat bahwa memang MTQ adalah milik saudara-saudara kita umat Muslim, tetapi momentum MTQ XXV di Batam ini adalah berkah, keberuntungan dan kebanggaannya adalah milik kita semua," tutur Hanny Andreas kepada Tribun.

Oleh karena itu, menurutnya wajib bagi seluruh umat beragama di Kepri untuk mendukung dan turut menyukseskannya.

Hanny mengatakan, pihaknya sendiri sudah beberapa kali diundang berpartisipasi dalam kegiatan pra even MTQ serta rapat bersama panitia.

"Semua umat, termasuk kami sudah ikut tiga acara pra event MTQ. Pertama itu di Hotel Harmoni, Penanaman pohon di Kompleks Islamic Center dan pentas budaya di Politeknik Batam Centre.

Nanti pada waktu pawai pembukaan, sesuai yang direncanakan panita kamipun turut serta. Intinya kami selalu siap bilamana diminta," ujar Hanny.

Ia berharap, dengan kesertaan semua umat beragama pada acara pra even tersebut, sampai nanti di hari pelaksanaan mampu merajut semangat harmony antarumat beragama yang telah digagas dan dilakukan dengan konsekuen dan penuh semangat oleh Panitia MTQ Nasional XXV.

Ia pun menegaskan agar semangat kerja sama dan saling menghormati itu, tidak berhenti sampai pada perhelatan MTQ. saja, tetapi terus berkembang lewat kegiatan-kegiatan lain dengan bobot dan kualitas yang lebih komprehensif kedepan.

Gerbang Rejeki Warga Batam

Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV di Batam, Kepri diharapkan mampu membawa peningkatan ekonomi masyarakat di Kepri dan Batam khususnya.

Begitulah setidaknya yang diharapkan oleh Rudi Tan, tokoh agama Buddha yang turut gembira menyambut even besar berskala semi internasional itu.

"Saya rasa MTQ ini bukan hanya memberi kebaikan untuk yang beragama Islam saja. Impact ke semua umat kok, ke semua lini usaha.”

“Banyak, mulai dari hotel yang penuh, restoran yang bakalan penuh order. Belum lagi pengusaha bus-bus atau transportasi, semua terbagilah.”

“Rezeki ini kita harapkan menambahkan ekonomi Batam. Semua ekonomi masyarakat bisa meningkat," ujar Rudi Tan, tokoh agama Budha.

Meski tidak turut langsung dalam kegiatan itu, Rudy menyatakan pelaksanaan MTQ nasional sudah menjadi tanggung jawab seluruh umat agama di Batam.

Sehingga, tidak ada kata tidak, umat Buddha pun, katanya sudah pasti harus menyukseskan MTQ.

"Untuk menyukseskan MTQ ini saya rasa tidak cuma tugas umat Islam saja. Semua agama harus bisa bersama-sama menyukseskannya.”

“Kami sebagai umat Buddha juga menyambut baik even ini. Kami sudah sering silaturahmi antara pemuka agama lain.”

“Kami siap saja untuk ditugaskan membantu apa yang bisa dibantu. Cuma sampai sekarang memang belum ada permintaan bantuan secara khusus sih," tuturnya.

Yang paling pasti akan diikuti umat Buddha dalam pelaksanaan MTQ nasional, yaitu turut memeriahkan pawai ta'aruf dengan ikut gerak jalan bersama.

"Gerak jalan saat pawai ta'aruf itukan untuk semua umat bersama-sama. Jadi yang sudah pasti itu. Cuma teknisnya bagaimana belum ada pemberitahuan selanjutnya dari panitia.”

“Kalau kami ikut pameran atau nggak itu masih dikondisikan lagi dengan panitianya. Untuk undangannya sih sudah ada, supaya kami bisa tampilkan kesenian tertentu juga," ucap Rudy Tan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved