Sepak Terjang Gerakan ISIS

"Warga Batam Ini Pekerja, Tidak Mudah Terkecoh Ikut Gerakan ISIS"

Kepri, dan khususnya Batam ‎sebagai wilayah perbatasan pun patut berwaspada dengan kemungkinan dijadikannya kota transit bagi WNI yang akan ke Suriah.

zoom-inlihat foto
TRIBUNNEWSBATAM.COM/ARGYANTO
Walikota Batam Ahmad Dahlan

Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM‎- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Edhy Prudijatno pernah mengungkapkan data intelijen tentang modus baru pengiriman warga negara indonesia (wni) untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dengan cara menggunakan alasan wisata ke Timur Tengah.

Kepri, dan khususnya Batam ‎sebagai wilayah perbatasan pun patut berwaspada dengan kemungkinan dijadikannya kota transit bagi WNI yang akan dibawa ke Suriah melalui modus paket tour.

Namun demikian, Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan‎ menyatakan meski ada di wilayah perbatasan, ia yakin orang Batam tidak memiliki karakter untuk bergabung dengan gerakan tersebut.

"Tidak juga, saya tetap yakin orang Batam tidak akan semudah itu terkecoh dengan modus tersebut. Orang Batam tidak punya karakter begitu, orang-orang Batam ini pekerja, jadi tidak punya waktu memikirkan seperti itu," ucap Dahlan di DPRD Kota Batam, Senin (16/3/2015).

Lagipula, meski menggunakan modus paket wisata, ada aturan dan ketentuan yang telah mengatur bagi seseorang warga asing untuk melintasi negara-negara.

"Tour inikan juga ada ketentuannya. Untuk masuk antar negara saja ada ketentuan-ketentuan, contohnya ASEAN saja. Ada negara yang saling memiliki hubungan, jadi tidak perlu pakai visa. Atau ada juga yang pakai visa on arrival saja. Itukan beberapa urusan di imigrasi, kalau sudah kantongi visa baru bisa keluar. Lagipula masih tergantung di negara tujuan, apakah diterima atau tidak,‎" tuturnya.

Untuk mengeluarkan visa, masing-masing negara pun punya aturan ketat. Ada seleksi untuk mendapatkan visa.

"Saya nggak bilang itu tugas Imigrasi semua‎, tapi saya rasa tidak semudah itu untuk merekrut warga kita sebagai anggota ISIS ke sana," kata Dahlan.

Selain seleksi ketat di imigrasi, selama ini pemerintah juga sudah mengupayakan pengetatan perizinan bagi tour and travel.

"Tapi kalau untuk lewat tour and travel juga‎ kecil kemungkinan, mereka itukan hanya operator. Tetap yang paling di depan garis itu yah imigrasi, petugas pelabuhan-pelabuhan," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved