Bursa Pilgub Kepri 2015
Wacana Jembatan Batam-Bintan Diwacanakan Lagi Jelang Pilgub Kepri
Setelah sempat mencuat pada 2010 silam, wacana seputar pembangunan jembatan Batam-Bintan tidak dibicarakan lagi.
Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG -Setelah sempat mencuat pada 2010 silam, wacana seputar pembangunan jembatan Batam-Bintan tidak dibicarakan lagi.
Namun, menjelang pemilihan gubernur (pilgub) dan kepala daerah (pemilukada) wacana tersebut kembali digulirkan pada Senin (23/3/2015) siang di Gedung Daerah Kota Tanjungpinang.
Kali ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri menawarkan proyek besar tersebut kepada investor dari Cina. Namun, tawaran tersebut masih belum mendapat tanggapan positif dari investor Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Kita hanya menawarkan mereka tentang proyek jembatan Batam-Bintan itu. Mereka belum memberikan jawaban. Mereka katakan nanti akan datang kembali," ungkap Robert Iwan Loureaux, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri, usai menerima rombongan investor dari Cina terebut.
Menurut Robert, dalam pertemuan tersebut, Pemprov Kepri menawarkan invetasi untuk pembangunan jembatan Batam-Bintan senilai Rp 4,3 triliun. Namun, anggaran sebesar itu dikalkulasikan pada 2010 lalu dan tidak sesuai lagi pada 2015 ini. Karena itu, investor Cina itu meminta Pemprov Kepri menghitung ulang nilai proyek pembanguna jembatan tersebut.
"Pada dasarnya mereka tertarik. Mereka salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Cina. Mereka sempat bertanya, apakah jembatan itu berbentuk jalan tol atau tidak, berapa lama. Mekanisme proyeknya pakai lelang atau tidak. Yah, kita belum bisa menjawab. Karena kita juga harus sesuaikan dengan peraturan di negara kita. Mereka pun tentu punya aturan sendiri," ungkap Robert.
"Saya juga menyuruh staf saya untuk menghitung ulang nilai proyek tersebut. Kalau mereka datang lagi, kita akan tawarkan nilai proyek untuk saat ini kepada mereka," tandas Robert yang mengaku belum mengetahui kapan investor itu kembali lagi.
Sementara itu, Joko Sumarsono, ketua rombongan tersebut sama sekali tidak memberikan keterangan terkait pembicaraan tersebut. Dia hanya mengatupkan tangan di depan dada tanda enggan memberikan komentar ketika hendak dimintai tanggapan.
"Ini hanya kunjungan saja," jawab Joko singkat.