Pembunuhan Pegawai Bpkp Kepri
"Saya Paling Rindu Menjemput Krisman di Bandara Kualanamo"
Kematian Krisman, pegawai BPKP Kepri yang dibunuh pada Februari 2014 lalu, menjadi kenangan mengerikan bagi istrinya, Nurmaidah.
Laporan Tribunnews Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Kematian Krisman, pegawai BPKP Kepri yang dibunuh pada Februari 2014 lalu, menjadi kenangan mengerikan bagi istrinya, Nurmaidah.
Baca: Krisman Dibunuh Setelah Memeriksa Keuangan dan Pembangunan RSUD Karimun
Ia tidak pernah membayangkan belahan jiwanya meninggalkannya dengan cara tiba-tiba dan tragis.
Wanita asal Medan itu terus terkenang akan perlakuan baik sang suami kepada dirinya dan tiga anak yang ditinggalkannya.
Walaupun saat kejadian, Nurmaidah dan Krisman hidup secara terpisah karena korban ditugaskan di BPKP Kepri sejak 2012 sementara sang istri tetap di Medan, namun hampir setiap pekan Krisman pulang ke Medan.
"Perhatiannya tatap utuh. Walaupun jarak kita saat ini jauh dari bapak (Krisman). Tapi bapak satu minggu sekali pasti pulang," tutur Nurmaidah Sitinjak saat menghadiri rekonstruksi pembunuhan sang suami di tempat kejadian perkara (TKP), Kamis (18/6/2015) siang di Sekupang.
Kesedihan terpancar dari wajah Nurmaidah saat berlangsungnya rekonstruksi.
Sambil memegang sapu tangan warna kuning di tangan kananya, sesekali Nurmaidah mengusap air mata yang menetes dari pelupuk matanya.
Hal yang paling diingatnya dari mendiang suaminya adalah setiap hari Sabtu sore di bandara Kualanamo, Pakam, Sumatera Utara.
Ia bersama anak-anaknya senantiasa menanti Krisman keluar dari gerbang bandara untuk menyambutnya.
"Dia pulang dari bandara pasti saya jemput. Itu rutinitas kami tiap weekend. Kita lanjutkan dengan jalan-jalan. Saya sedih dan pasti menangis ingat itu," ucapnya dengan tersedu-sedu.