Jika Status Udara Membahayakan, Pemko Batam akan Lakukan Evakuasi

Jika kondisi udara di Batam sudah membayakan, selain membagikan masker, Pemko Batam akan melakukan evakuasi.

Tribun Batam/Argianto
Kabut Asap di Kota Batam 

Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Warga Kota Batam diimbau untuk tetap menggunakan masker selama kabut asap yang masih mendera.

Pemko Batam sendiri telah menyiapkan 25 ribu masker yang siap dibagikan kepada warga.

"Stok banyak, di Bapedal masih ada 10 ribu, di Dinkes 15 ribu," kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, yang diaminkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Chandra Rizal, Kepala Bapedal Batam Dendi Purnomo, serta Kepala BPBD Azman.

Azman menambahkan, kondisi udara Batam saat ini belum dalam keadaan membahayakan.

Apalagi setelah diguyur hujan selama dua hari, kualitas udara di Batam membaik dari sebelumnya di atas 200 kini menjadi 68 Psi (berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara/ISPU).

Keadaan dikatakan membahayakan, jika mencapai di atas 300 Psi.

Jika sudah membayakan, selain membagikan masker, Pemko Batam akan melakukan evakuasi.

Namun, evakuasi yang dimaksud tidak untuk seluruh masyarakat, melainkan ada prioritas.

"Bahaya itu kalau sudah di atas 300. Itu baru darurat asap, dan kita akan segera lakukan evakuasi untuk yang rentan. Seperti ibu hamil, masyarakat yang punya gangguan asma, akan dibawa ke rumah sakit. Beda seperti di Duri, mau Dievakuasi kemana? karena sudah keseluruhan," tutur Azman.

Namun demikian, BPBD sendiri telah membuat semacam iimbauan bahaya asap, dan akan segera mensosialisasikan kepada masyarakat melalui media maupun spanduk-spanduk di lingkungan masyarakat.‎

Kepala Bapedal Dendi mengungkapkan sejauh ini kondisi pencemaran udara Batam masih sebatas 200 Psi.

"Belum pernah menyentuh 300 psi. Kalau sudah 300 baru Pemda boleh menyatakan darurat asap. Paling tinggi kita alami hanya sekitar 202 psi tanggal 14 September kemarin," kata Dendi.

‎Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Chandra mengatakan sejauh ini untuk korban asap, atau masyarakat yang telah terkena ISPA pun masih rendah.

"ISPA ini harus dibedakan juga, ada yang karena kabut asap atau yang lain. Kalau karena kabut asap, tidak sampai ke angka 100 orang. Jumlahnya masih jauh berbeda dibanding kejadian tahun sebelumnya," ujar Chandra. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved