Jembatan Satu Dompak Roboh

Tim Ahli Butuh 2 Bulan Untuk Mengurai Penyebab Robohnya Jembatan

im ahli sendiri belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab utama penurunan konstruksi jembatan secara mendadak itu

Istimewa
Kondisi Jembatan Satu Dompak Tanjungpinang yang Roboh 
Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG - Dua hari terakhir, tim ahli dari Managemen Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) Pulau Bintan - Pulau Dompak diterjunkan untuk menyelidiki (forensik enginnering) kondisi jembatan di segmen P-7 yang mengalami penurunan, pada Jumat (2/10/2015) lalu. 
Proses penyelidikan tersebut memberikan sedikit gambaran terkait kondisi segmen P-7 jembatan saat ini. 
Namun, tim ahli sendiri belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab utama penurunan konstruksi jembatan secara mendadak itu.
Budi Harto, Wakil Direktur PT Wijaya Karya (Wika) yang terlibat langsung dalam proses penyelidikan itu mengatakan bahwa insiden yang terjadi pada segmen P-7 ini merupakan sesuatu yang tidak biasa terjadi. 
Saat ini, tim ahli masih terus mencari tahu apa penyebab utama penurunan konstruksi jembatan tersebut.  
"Penyebabnya baru dicari. Kami sudah melakukan pengecekan serta pengujian terhadap beton dan besi; pokoknya semua material sudah diuji. Sabarlah dulu. Biar ahli sajalah yang menyatakan pendapatnya antara 1-2 bulan," ungkap Budi dalam sebuah konferensi pers di Kantor PT Wika, Pulau Dompak Tanjungpinang, Minggu (4/10/2015) sore.
Menurut Budi, spesifikasi material yang dipakai dalam pengecoran segmen P-7 itu sudah teruji. 
Tahapan pengerjaan pun telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Segala hal yang berkaitan dengan kontrak kerja juga sudah dilewati dengan baik dan lengkap.
"Kami siap diperiksa oleh pihak berwajib. Kami terbuka untuk diperiksa. Kalau ada tim independen yang mau datang dan menyelidiki kondisi jembatan pun kami persilahkan," jawab Budi lagi.
Jawaban Budi diperkuat lagi oleh Pemimpin Managemen Kontruksi (MK) dari Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB), Profesoe Jhodi Firmansyah. 
Kepada awak media, Jhodi mengaku sudah menyelidiki konstruksi segmen P-7 secara visual dengan masuk ke dalam box bagian ujung jembatan. 
Secara sepintas dia menyatakan bahwa campuran semen di yang membentuk span atau lengan jembatan masih terlihat basah. Lebih dari itu, ada bagian tertentu, terutama di antara campuran terdahulu dan campuran baru, mengalami keretakan.
"Di bagian sini ada retak. Nanti bagian itu diangkat lalu dipasang dan dicor ulang. Sedangkan bagian yang tidak retak atau bermasalah pada segmen P-7 tidak perlu dibongkar. Kami yakin, konstruksi tersebut masih kokoh. Ini pun akan terlihat pada saat uji coba jembatan," jelas Jodhi kepada awak media.
Kendatipun demikian, Jhodi sendiri tidak mau memakai dugaan dalam menentukan penyebab kejatuhan segmen P-7 jembatan itu. 
Dia mengatakan, tim ahli memerlukan waktu secukupnya untuk mengumpulkan berbagai data dan menyimpulkannya berdasarkan data-data tersebut.(*)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved