Anak Paling Rentan ISPA, Jangan Lupa Pakai Masker Keluar Rumah

Panas, gerah dan menyesakkan nafas. Itulah kondisi udara di Batam.

TRIBUN/MUHAMMAD IKHSAN
Warga Ranai mulai mengenakan masker dalam beraktivitas di luar rumah, hal ini dampak kabut asap kiriman yang menyelimuti Natuna. 

Laporan Tribunnews Batam, M Ikhsan

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-  Panas, gerah dan menyesakkan nafas.

Begitulah kondisi udara Kota Batam yang kian tak bersahabat.

Udara Batam tidak hanya berpolusi dari emisi ribuan kendaraan dan debu yang diakibatkan roda truk industri, kabut asap turut menambah penderitaan.

Kepala Puskesmas Sei Panas, dr Anggrainie Nawang Wulan mengatakan, anak-anak akan lebih rentan terkena imbas polusi udara.

Ia menyarankan para orangtua untuk memperhatikan hal ini.

Pemakaian masker menjadi solusi tepat jika harus berada di luar ruangan dan di jalan

"Kalau bisa untuk anak-anak jangan terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan, kalau kondisi udara sedang tidak baik. Kalau pun harus beraktivitas di luar ruangan, ya saya sarankan memakai masker. Begitupun untuk orang dewasa. Selain itu perbanyak minum air putih karena cuaca kering," ujar Anggi, saat dijumpai Tribun, Senin (26/10/2015).

Kendati di wilayah kerjanya sejauh ini jumlah penderita penyakit pernafasan tidak menunjukkan perkembangan signifikan sebelum dan setelah musim kabut asap, menurut Anggi, antisipasi sangat penting dilakukan.

"Kalau dampak langsung dari adanya kabut asap yang terjadi di Batam ini sih nggak ada, di beberapa kota lainnya, pasien yang terkena kabut asap biasanya karena implikasi atau efek samping dari penyakit yang memang dideritanya sebelumnya karena tertular virus dan lainnya, pas saat udara tidak baik, efek samping bisa terjadi," ujarnya.

Ia mengatakan data bulan Agustus lalu yang direkap Puskesmas Sei Panas, ada 259 kasus ISPA.

Sedangkan pada Oktober ada 248 kasus. Pada Oktober 2014 lalu, jumlah kasus ISPA ada 247. Jumlahnya hampir sama.

Namun, rata-rata penyebab penyakit pernafasan yang terjadi ini menurutnya karena virus dan bakteri yang menginfeksi saluran pernafasan.

"Dari data ini bisa dilihat, kalau dampak langsung kabut asap seperti mata perih, batuk-batuk memang tidak terlihat sejauh ini di Batam, kecuali jika ketebalannya sudah seperti di Pekanbaru. Sebenarnya asap jika dalam kategori berbahaya bisa menyebabkan kanker. Tapi di Batam saya rasa kita masih bisa beraktivitas di luar ruangan," terangnya.

Menurut Anggi laporan bulanan ini akan terus dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Batam, yang akan digunakan untuk monitoring kasus di setiap Puskesmas. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved