Usai Bayar Rp3 Juta / Orang, 4 Warga Jakarta Ini Ditinggal Pria yang Janjikan Pekerjaan di Batam

"Semenjak di pergi, sampai hari ini, tidak pernah datang lagi. Nomor telepon yang sebelumnya dia gunakan sudah tidak aktif lagi," kata Musliadi

Editor: Mairi Nandarson
tribun/ianpertanian
Empat pemuda asal Jakarta ini melapor ke polisi setelah pria yang menjanjikan pekerjaan jadi ABK Kapal menghilang, sementara mereka sudah membayar Rp3 juta per orang 

BATAM TRIBUNNEWS.COM BATAM - Empat pemuda, asal Jakarta ini menjadi korban penipuan oleh seorang pria yang baru mereka kenal, dengan iming-iming bekerja di sebuah kapal sebagai Anak Buah Kapal (ABK).

Keempat orang itu adalah Musliadi, (20), Supriono (27), Imam Ribowo (20), dan Estu Jabarsyah (20).

Mereka alumni sekolah pelayaran Pertamina Maritim Center (PMTC) Jakarta.

"Kami berempat dari sekolah pelayaran di kuliah umum selama dua bulan, di Jakarta Timur," kata Musliadi, Minggu (13/12) pukul 11.00 WIB, saat melapor ke Polsek Sagulung.

Musliadi menceritakan, awalnya mereka bertemu pria itu di Jakarta.

"Waktu itu kami bertemu dengan Harianto (Pelaku, red). Saat itu palaku mengaku orang Palembang tinggal di Batam, dan bekerja di sebuah kapal milik PT Cooline Shipping. Dia mengatakan, sudah bekerja di perusahaan tersebut selama tiga tahun," katanya.

Saat pertemuan itu, Musliadi menuturkan mereka dijanjikan bekerja di Pt Cooline Shipping ikut kapal Tagboat, sebagai ABK kapal.  

"Waktu itu Harianto mengakui datang ke Jakarta untuk memperpanjang sertifikat," terangnya.

Karena tertarik dengan penawaran pelaku, Kamis (10/12/2015), ke empat pemuda itu pun ikut dengan Harianto, ke Batam.

Di Batam mereka tinggal disebuah hotel di kawasan Nagoya.

"Hari pertama saat kami sampai di Batam, semua kebutuhan dipenuhi Harianto. Dia juga membayar penginapan. Pada malam harinya kami menandatangani kontrak kerja dan sekaligus membayar uang sesui perjanjian awal, sebesar Rp 3 juta," katanya.

Namun setelah menandatangai kontrak kerja pada Kamis malam itu, Harianto kemudian pergi meninggalkan mereka dan mengatakan ingin bertemu kapten kapal.

"Semenjak di pergi, sampai hari ini, tidak pernah datang lagi. Nomor telepon yang sebelumnya dia gunakan sudah tidak aktif lagi," kata Musliadi.

Kanit Reskrim Sagulung, Ipda Iwan Nopriawan, yang menemui ke empat pemuda itu menyarankan, mereka untuk melapor ke Polsek Sektor Lubuk Baja.

"Kejadiannya ini di Nagoya, bagusnya lapor ke Polsek Lubuk Baja, karena kita punya wilayah masing-masing," katanya.

Mendengar penuturkan dari kanit Reskrim Sagulung, ke empat pria itu pun beranjak dari kantor Polsek Sagulung, dan berangkat ke Polsek Lubuk Baja.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved